Musim terakhir Gareth Bale di Real Madrid tidak berjalan mulus hingga akhirnya dia pulang ke Totteham Hotspur. Meski demikian, Bale tak menyimpan dendam.
Bale meninggalkan Tottenham pada musim panas 2013 silam untuk gabung Madrid. Kepindahannya kala itu memecahkan rekor transfer dunia dengan banderol 86 juta paun.
Tujuh tahun bersama Madrid, Bale memenangi 13 trofi termasuk dua kali juara Liga Spanyol. Pemain asal Wales itu juga jadi salah satu pilar penting yang ikut mengantar Madrid mendominasi Liga Champions dengan meraih empat gelar juara dalam lima musim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Bale kemudian meredup sejak periode kedua Zinedine Zidane. Musim 2019/2020 lalu, dia lebih banyak terpinggirkan dan cuma main 20 kali di semua kompetisi.
Sedangkan setelah kompetisi bergulir lagi usai lockdown, Bale cuma dimainkan dua kali di Liga Spanyol. Dia bahkan tak dimasukkan Zidane ke skuad Madrid saat menghadapi Manchester City di 16 besar Liga Champions.
Pada akhirnya, Bale kembali ke Tottenham di musim panas tahun ini. Dia pulang ke London Utara dengan status sebagai pemain pinjaman selama satu musim.
Dengan segala naik dan turunnya, Gareth Bale menikmati perjalanan kariernya di Santiago Bernabeu. Dia tak menyimpan dendam kepada Madrid meski musim terakhirnya mengecewakan.
"Saya menikmatinya, saya suka tinggal di sana," ujar Bale kepada BT Sport.
"Ada naik dan turun di setiap klub, ke manapun Anda pergi. Periode naiknya benar-benar tinggi dan turunnya sangat rendah."
"Saya menikmati meraih apa yang kami raih, tapi waktunya untuk babak baru dalam karier saya. Saya ingin terus meraih trofi dan saya ingin melakukannya dengan Tottenham. Saya bicara kepada istri saya dan kami merasa ini pas dan waktu yang tepat," katanya menambahkan.
(nds/ran)