Barcelona disebut meminjam uang sebesar 800 juta euro, yang ternyata sebagian dipakai untuk menggaji pemain. Utang itu dikhawatirkan akan mengancam klub.
Hal tersebut diungkapkan Marc Ciria, CEO Diagonal Investments, yang pada 2015 menjabat sebagai manajer keuangan Joan Laporta saat mencalonkan diri sebagai presiden Barcelona. Ia menyebut proyek pembangunan Espai Barca (proyek renovasi Camp Nou menjadi komplek olahraga yang lebih modern) mengancam posisi klub.
Ciria mengungkapkan kalau Barcelona akan membiayai proyek tersebut dengan utang lebih dari 800 juta euro, atau sekitar Rp 13,8 triliun, dari firma Goldman Sachs. Utang itu punya jangka waktu 30 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah porsi dari utang itu disebut Ciria digunakan untuk membayar gaji. Pandemi virus Corona seperti diketahui membuat Barcelona turut dihantam krisis keuangan.
Kekhawatiran lainnya adalah jaminan yang dipakai klub untuk mendapatkan pembiayaan tersebut. Ciria meyakini utang itu akan bikin dewan direksi Barcelona yang selanjutnya menanggung beban sangat berat.
Bahkan anggota klub bisa kehilangan kontrol jika nantinya utang gagal dibayar.
Baca juga: Barcelona Mau Dapatkan Paul Pogba |
"Klub memakai utang berjangka 30 tahun untuk Espai Barca, yang mana biaya akhir proyeknya jelas digelembungkan, untuk membayar gaji tahun ini," ungkap Ciria kepada EFE dikutip AS.
"Dan Goldman Sachs baik-baik saja dengan itu karena mereka menerapkan bunga antara 3-4%. Dan kalau Barcelona tidak membayarnya, Goldman akan datang."
"Pertanyaannya adalah bagaimana eksekusi terhadap utang tak terbayarnya? Dengan aset klub? Dengan stadion? Karena ketika ada pinjaman dari sebuah bank investasi, klausul-klausulnya lebih ketat dari bank-bank tradisional."
"Direksi perlu melakukan apa yang perlu dilakukan untuk membenahi angka-angkanya sebelum pergi dan mereka tak peduli soal Espai Barca karena bukan mereka yang akan menggarapnya," imbuhnya.
(raw/mrp)