Statistik Ini Jelaskan Buruknya Penyelesaian Akhir Barcelona

Statistik Ini Jelaskan Buruknya Penyelesaian Akhir Barcelona

Adhi Prasetya - Sepakbola
Senin, 02 Nov 2020 09:30 WIB
VITORIA-GASTEIZ, SPAIN - OCTOBER 31: Gerard Pique of Barcelona reacts during the La Liga Santander match between Deportivo AlavΓ©s and FC Barcelona at Estadio de Mendizorroza on October 31, 2020 in Vitoria-Gasteiz, Spain. Sporting stadiums around Spain remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Juan Manuel Serrano Arce/Getty Images)
Barcelona tak pernah menang di empat laga terakhir Liga Spanyol. Foto: Getty Images/Juan Manuel Serrano Arce
Jakarta -

Barcelona sulit bikin gol di Liga Spanyol belakangan ini. Statistik di laga terakhir menunjukkan betapa buruknya penyelesaian akhir barisan depan Blaugrana.

Usai meraih kemenangan di dua pekan perdana LaLiga, Barcelona justru mendapat dua hasil imbang dan menelan dua kekalahan di empat laga berikutnya. Tak cuma itu, mereka pun cuma mencetak tiga gol.

Lini serang skuad asuhan Ronald Koeman, khususnya Lionel Messi, Antoine Griezmann, dan Ousmane Dembele pun menjadi sorotan. Dua kemenangan di Liga Champions sejauh ini tampak kontras dengan posisi mereka di Liga Spanyol, yang kini berada di urutan 12 dengan 8 poin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab buntunya Barcelona di depan gawang lawan pun dianalisis. Seperti laga terakhir di LaLiga melawan Alaves akhir pekan lalu yang berakhir imbang 1-1, di mana Barcelona hanya mampu mencetak sebiji gol.

Padahal, Opta mencatat ada 25 tembakan, 9 di antaranya mengarah ke gawang, yang dilepaskan Barcelona ke gawang Alaves. Mereka juga menguasai bola hingga 80 persen. Namun mengapa mencetak gol kedua saja mereka tak bisa?

ADVERTISEMENT

Lewat Understat, harian Marca menjelaskan sulitnya Barcelona mencetak gol salah satunya disebabkan angka harapan gol (xG) mereka yang biasa-biasa saja. Nilai persentase xG dihitung dari banyak hal, mulai dari jenis tembakan, jarak dari gawang, seberapa bagus umpan yang diterima, anggota tubuh yang dipakai mengeksekusi bola, dll.

Statistik xG Alaves dan Barcelona. Simbol bintang menandakan peluang yang jadi gol, sedangkan simbol lingkaran adalah sebaliknya. Semakin besar simbol, maka angka xG-nya semakin besar.Statistik xG Alaves (biru) dan Barcelona (kuning). Simbol bintang menandakan peluang yang jadi gol, sedangkan simbol lingkaran adalah sebaliknya. Semakin besar simbol, maka angka xG-nya semakin besar. Foto: Understat

Dari situ, xG akan diberi nilai 0 sampai 1. Jika semakin mendekati 1, maka peluang gol akan semakin besar. Nah, dari total 25 tembakan, jika dijumlahkan, maka angka xG Barcelona cuma sebesar 2,08. Artinya, dalam laga itu Barca harusnya mencetak dua gol, meski nyatanya hanya sebiji yang bisa disarangkan.

Gol Griezmann di menit ke-63 memiliki angka xG sebesar 0,36, tertinggi di antara peluang lainnya. Yang memilik xG terdekat adalah tembakan Ansu Fati di menit ke-12, yang bernilai 0,32. Jadi bisa dihitung, sisa xG sebesar 1,4 didapat dari 23 tembakan, dengan rata-rata xG sekitar 0,06 per tembakan.

Angka xG yang kecil itu bisa menggambarkan bahwa serangan-serangan Barcelona ke gawang Alaves tak begitu berbahaya. Mengapa hal itu terjadi, faktornya beragam, seperti rapatnya pertahanan Alaves hingga buruknya akurasi tembakan Lionel Messi dkk.

Selain xG, tentu masih banyak variabel yang bisa digunakan untuk menjelaskan mejannya lini depan Barca belakangan ini. Namun yang jelas, Koeman harus segera mencari solusi. Kalo tidak, mereka bisa semakin jauh tertinggal dari persaingan papan atas Liga Spanyol.

Selanjutnya, Barcelona akan berjumpa Dynamo Kiev (5/11) di Liga Champions dan Real Betis (7/11) di Liga Spanyol.




(adp/adp)

Hide Ads