Barcelona boleh dibilang lagi terpuruk dari segi prestasi maupun non-prestasi. Agar bangkit, Los Cules diminta belajar banyak ke Bayern Munich terkait cara mengelola klub.
Barcelona lagi menurun prestasinya dalam beberapa tahun terakhir. Meski masih mampu merengkuh dua trofi LaLiga pada 2018 dan 2019 serta Copa del Rey, Barcelona sedang tidak baik-baik.
Prestasi di Eropa terbilang bobrok karena berulang kali disingkirkan dengan skor telak oleh lawan-lawannya. Dua musim lalu, Barcelona bahkan dibantai 2-8 oleh Bayern.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma soal prestasi, Barcelona juga banyak menanggung utang hingga lebih dari 1 miliar Euro karena salah pengelolaan manajemen di era Josep Maria Bartomeu.
Puncak dari segala kekisruhan itu adalah kepergian Lionel Messi musim panas lalu, karena kontraknya tidak bisa diperpanjang. Pergantian pelatih dari Ronald Koeman ke Xavi Hernandez belum membawa perubahan berarti.
Ini belum ditambah persoalan badai cedera yang membelit tim saat ini, sehingga kesulitan meramu susunan pemain terbaiknya. Apa yang terjadi di Barcelona saat ini terbilang ironis.
Padahal hingga medio 2016, Barcelona masih jadi kiblat sepakbola Eropa dengan segudang prestasi dan gaya bermain tiki-taka yang jadi panutan. Era Pep Guardiola dan Luis Enrique adalah contoh Barcelona yang bergelimang trofi.
Tapi, kini Barcelona lolos dari fase grup Liga Champions saja susah. Mereka harus bisa mengalahkan Bayern di matchday keenam di Aliianz Arena, Kamis (9/12/2021) dini hari WIB sambil berharap Benfica gagal menang,
Melihat kondisi yang ada saat ini, Barcelona dianggap gagal belajar dari kesuksesan klub-klub lain menjalankan bisnisnya. Bayern yang jadi lawan adalah contoh terbaik bagaimana klub dijalankan.
Bayern tetap dominan dan bisa mengeluarkan uang banyak untuk mendatangkan pemain, meski sistem kepemilikan klub berbeda dari liga lainnya. Ini jadi tugas berat Joan Laporta sebagai presiden yang baru untuk membangkitkan lagi raksasa Catalunya itu.
"Kenapa Bayern lebih baik dari Barcelona dalam beberapa tahun terakhir? Simpel saja, karena cara mereka menjalankan klub," ujar bek Barcelona Gerard Pique di ESPN.