Sejak lama, Real Madrid dikenal gampang kepincut dengan pemain yang tampil menonjol di setiap edisi Piala Dunia. Siapa saja mereka? Akankah tradisi ini berlanjut usai Piala Dunia 2022?
Ketertarikan ini, menurut catatan The Guardian, sudah dimulai usai Piala Dunia 1958, namun menjadi semakin rutin sejak 1990 sampai terakhir di tahun 2018. Setidaknya ada satu pemain yang direkrut, imbas dari performa bagus sewaktu turnamen.
Meski begitu, kadar kesuksesan masing-masing pemain berbeda. Ada yang bertahan lama, ada juga yang kemudian meredup. Berikut beberapa di antaranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Piala Dunia 1990
Usai turnamen di Italia, Madrid mendatangkan Gheorghe Hagi, yang mampu membawa Rumania melangkah ke babak 16 besar, sebelum dikalahkan Republik Irlandia lewat adu penalti.
Ia hanya bertahan selama dua musim, mencetak 20 gol dalam 84 laga dan hanya meraih satu gelar Piala Super Spanyol. Selanjutnya ia dilepas ke Brescia.
Piala Dunia 1994
Meski Argentina hanya mentok sampai 16 besar, namun Madrid berani mendatangkan Fernando Redondo, yang setahun sebelumnya mengantar Albiceleste juara Copa America.
Sebuah keputusan tepat. Redondo bertahan selama enam musim dan menjadi gelandang bertahan andalan Madrid. Ia juga sukses menyumbang dua gelar LaLiga dan dua kali menjuarai Liga Spanyol.
Piala Dunia 1998
Keberhasilan Kroasia meraih medali perunggu di Piala Dunia 1998 membuat nama Robert Jarni terangkat. Madrid kemudian tertarik mendatangkan pemain kelahiran Cakovec itu.
Namun karier Jarni hanya bertahan semusim. Meski mencatat 36 penampilan dan mencetak tiga gol serta dua asssit, ia kemudian pindah ke Las Palmas yang bermain di divisi dua Liga Spanyol pada musim panas 1999.
Piala Dunia 2002
Ronaldo menjadi top skor dengan delapan gol dan berhasil mengangkat trofi Piala Dunia 2002 bersama Brasil. Meski punya riwayat cedera yang serius, Madrid tak ragu membelinya seharga 46 juta Euro dari Inter Milan.
Empat setegah musim di Santiago Bernabeu, ia sukses mencetak 104 gol dalam 177 laga dan sempat memenangi Liga Spanyol. Di musim dingin 2007, ia kembali ke Milan, namun kali ini berseragam AC Milan.
![]() |
Piala Dunia 2006
Madrid mendatangkan Fabio Cannavaro yang baru saja mengantarkan Italia menjadi juara dunia. Tak cuma itu, rekan setimnya di Juventus, yakni Emerson, juga direkrut.
Cannavaro bertahan selama tiga musim dan sempat menjuarai LaLiga dua kali. Sedangkan Emerson hanya bertahan semusim, lalu kembali ke Italia untuk memperkuat AC Milan.
Piala Dunia 2010
Madrid memboyong dua pemain muda Jerman, Sami Khedira dan Mesut Oezil yang tampil memikat di turnamen Afrika Selatan. Keduanya dengan cepat mampu beradaptasi dan menjadi andalan lini tengah Los Blancos.
Oezil, yang berposisi sebagai playmaker, berhasil membuat 27 gol dan 80 assist selama membela Madrid. Ia kemudian dijual ke Arsenal pada 2013. Khedira bertahan lebih lama dan sempat merasakan gelar Liga Champions 2014 sebelum hijrah ke Juventus pada 2015.
![]() |
Piala Dunia 2014
James Rodriguez berhasil menjadi top skor Piala Dunia, sedangkan Toni Kroos mengantarkan Jerman keluar sebagai juara. Lalu ada Keylor Navas yang membawa Kosta Rika sampai perempatfinal. Madrid menghabiskan total 111 juta Euro untuk ketiganya.
Saat ini, hanya Kroos yang masih bertahan. Rodriguez tak lagi menjadi pilihan utama sejak 2017, dan sempat dipinjamkan dua musim ke Bayern Munich. Navas pindah ke Paris Saint-Germain pada 2019 setelah Madrid membeli Thibaut Courtois.
Untuk urusan trofi, ketiganya cukup bergelimang gelar. Namun urusan menit bermain, Kroos jelas paling banyak.
![]() |
Piala Dunia 2018
Madrid membeli Courtois yang baru saja mengantar Belgia finis ketiga di Piala Dunia 2018, dan langsung menggeser Navas ke bangku cadangan. Los Blancos menebusnya seharga 35 juta Euro dari Chelsea.
Empat tahun berlalu, Courtois masih menjadi pilihan utama Madrid, dan sudah meraih dua gelar LaLiga dan satu trofi Liga Champions.
![]() |