Meski Kesulitan Finansial, Barcelona Takkan Jadi Seperti Ajax

Meski Kesulitan Finansial, Barcelona Takkan Jadi Seperti Ajax

Adhi Prasetya - Sepakbola
Jumat, 01 Mar 2024 10:40 WIB
HAMBURG, GERMANY - FEBRUARY 1: La Liga President Javier Tebas gestures during the SPOBIS Conference on February 1, 2024 in Hamburg, Germany. (Photo by Marco Steinbrenner/DeFodi Images via Getty Images)
Javier Tebas. Foto: DeFodi Images via Getty Images/DeFodi Images
London -

Problem finansial yang menimpa Barcelona berpotensi mengubah model bisnis mereka menjadi produsen pemain di masa depan. Namun Presiden LaLiga Javier Tebas menilai Blaugrana takkan mengambil langkah seekstrem itu.

Meski memiliki LaMasia, namun lulusan akademi klub sempat kesulitan menembus tim utama akibat kebijakan yang suka memboyong sederet pemain bintang. Seiring lengsernya Josep Maria Bartomeu akibat miskalkulasi keuangan yang parah, situasi sedikit berubah.

Barcelona yang kemudian dipimpin kembali oleh Joan Laporta terpaksa kembali melihat stok akademi akibat terbatasnya dana transfer. Meski tak banyak, namun muncul sejumlah nama yang bersiar seperti Gavi, Lamine Yamal, Fermin Lopez, hingga Alejandro Balde.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soccer Football - LaLiga - FC Barcelona v Granada - Estadi Olimpic Lluis Companys, Barcelona, Spain - February 11, 2024 FC Barcelona's Lamine Yamal in action with Granada's Ignasi Miquel and Faitout Maouassa REUTERS/Albert GeaLamine Yamal (27) jadi salah satu bintang muda La Masia yang muncul di tengah krisis finansial Barcelona. Foto: REUTERS/ALBERT GEA

Dalam Financial Times Summit yang digelar 28-29 Februari di London, ada presentasi yang menyatakan bahwa kondisi saat ini akan membuat Barcelona menjadi 'Ajax Amsterdam 2.0', mengacu pada model bisnis tim asal Belanda tersebut.

Ajax dikenal sebagai akademi yang kerap mengorbitkan para pemain potensial, namun sulit bertahan lama di sana dan akhirnya dijual ke klub-klub besar lain yang berani membayar mahal, terutama Premier League. Dan hal itu sudah berlangsung puluhan tahun.

ADVERTISEMENT

Namun Tebas menepisnya. "Hal itu takkan terjadi. Barcelona akan keluar dari situasi saat ini. Mereka punya opsi untuk dipertimbangkan, ketika para pemimpin mereka memutuskan demikian, jika mereka percaya mereka akan menyediakan solusi," ujarnya.

"Mereka punya 2-3 pemain top yang bisa dijual. Jika dijual, maka sebagian besar masalah teratasi. Dengan pendapatan itu, mereka bisa menghasilkan uang untuk melunasi utang dan menggaji pemain."

"Barcelona adalah tim yang menghasilkan hampir satu miliar Euro. Mereka tak akan menjadi seperti itu (Ajax), tentu saja. Tapi banyak klub yang mengalami problem finansial dan aturan kami mewajibkan mereka tetap berada di kondisi saat ini."

"Tapi sejauh ini, mereka belum tersingkir dari Liga Champions dan masih berpeluang memenangi Liga Spanyol. Jadi situasi Barcelona saat ini bukanlah bencana," jelas Tebas, dikutip dari beIN Sports.

Soccer Football - Europa League - Group B - Ajax Amsterdam v Olympique de Marseille - Johan Cruijff Arena, Amsterdam, Netherlands - September 21, 2023 Ajax Amsterdam's Jakov Medic and Borna Sosa applaud fans after the match REUTERS/Piroschka Van De WouwAjax dikenal sebagai produsen pemain andal, namun sulit bertahan lama di sana. Foto: REUTERS/PIROSCHKA VAN DE WOUW

Situasi Ajax dan Barcelona, jika dilihat, tidaklah sama. Ajax tidak bermain di lima liga top Eropa yang kerap menawarkan gaji menggiurkan untuk para pemain. Sedangkan Barcelona tampil di LaLiga, salah satu liga terbaik Eropa, bersaing dengan Premier League.

Dengan demikian, daya tawar Barcelona memang lebih besar untuk menarik maupun menahan pemain bintang. Meski begitu, ucapan Tebas bisa saja diartikan sebagai upaya menjaga pamor LaLiga agar Real Madrid tetap memiliki pesaing sepadan.

Pada akhirnya, semua kembali ke langkah strategis klub untuk menjaga keuangan tetap baik namun skuad di lapangan tetap berkualitas, sehingga mereka tak harus memakai model bisnis seperti Ajax di masa depan.

(adp/aff)

Hide Ads