Apapun yang Bisa Terjadi, Terjadilah

Liga Spanyol Pekan ini

Apapun yang Bisa Terjadi, Terjadilah

- Sepakbola
Jumat, 15 Jun 2007 14:54 WIB
Jakarta - David Beckham bisa saja berpisah dengan tawa atau mengucap adios sambil berurai airmata. Apapun yang bisa terjadi di akhir pekan ini, maka terjadilah.Beckham hanya satu dari maksimal 252 pria penendang bola yang akan menutup kompetisi Liga Spanyol musim ini hari Minggu (17/6/2007) malam. Tapi ia, sang ikon sepakbola saat ini, yang hal kecil dari dirinya pun merupakan berita besar untuk pers, punya banyak cerita yang akan tergali dari hasil pertandingan pamungkas tersebut.Untuk bintang sekelas Beckham, tidak afdol rasanya jika tidak menyumbangkan titel juara untuk klub sekaliber Real Madrid. Apalagi ia sudah empat tahun hidup di Santiago Bernabeu, yang di tempat itu belum pernah lagi digelar pesta juara dalam tiga musim terakhir."Saya sedih harus meninggalkan Real Madrid. Empat tahun di sini saya belum pernah memenangi apapun. Tapi saya harap itu akan berubah hari Minggu nanti. Bagaimanapun, saya tak menyesali keputusan untuk pindah," ujar Beckham dalam konferensi pers terakhirnya menjelang pertandingan Real, Kamis (14/6/2007), sebelum ia hijrah ke AS dan membela klub LA Galaxy.Kesedihan Beckham pasti agak berkurang jika Los Blancos mampu mengalahkan Real Mallorca. Sebaliknya, kesedihannya akan berlipat ganda apabila timnya tersandung dan titel juara direbut Barcelona (atau Sevilla).Cerita Beckham mirip dengan Roberto Carlos. Bek veteran Brasil ini akan berpisah dengan publik Bernabeu setelah mengabdi selama 11 musim. Ia sudah memiliki banyak medali bersama Real, tapi musim ini diklaimnya menjadi yang terpenting."Jika kami juara, ini akan menjadi yang paling manis," tukas Carlos, yang mulai musim depan akan menjajal peruntungannya di Turki bersama klub Fenerbahce. Real Madrid bisa memberi kado perpisahan paling spesial untuk Beckham dan Carlos apabila mampu mengatasi Mallorca di Bernabeu -- seperti yang selalu mereka lakukan dalam dua musim terakhir. Sayangnya, menciptakan memori indah tersebut masih sama besarnya dengan kesempatan memberi kenangan getir buat kedua bintang tersebut. Langkah Real untuk memimpin terlalu lambat. Mereka tidak memulainya sejak awal kompetisi, tapi baru dalam dua bulan terakhir. Itupun terbantu oleh menurunnya performa sang juara bertahan yang juga musuh abadinya, Barcelona.Akan tetapi, lambat tidak mesti dekat dengan kekalahan, sama seperti kemungkinan lain yang masih bisa didapat Barca. Hasil memalukan pernah ditelan, tapi hasil memuaskan pun bukannya tak bisa direngkuh. Barca boleh saja digasak Getafe 0-4 di Copa del Rey, tapi Carles Puyol dkk pun mampu menyikat Atletico Madrid di Vicente Calderon dengan 6-0.Pun halnya dengan Sevilla. Biarpun kans (dan ekspos media) mereka paling rendah dibanding Real dan Barca, tapi mukjizat bisa muncul di mana saja temasuk di lapangan hijau. Juande Ramos pasti terbantu oleh mukjizat itu saat memenangi Piala UEFA musim ini, kenapa tidak dengan titel La Liga?Sebaiknya, jangan percaya pada semua prediksi tentang hasil pertandingan ketiga klub kandidat juara itu. Siapa bisa menjamin Real tidak kalah dari Mallorca dan Barca takkan bertekuk lutut di tangan Gimnastic -- atau sebaliknya? Juga apa yang sanggup dilakukan Sevilla saat menjamu Villareal di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan?Artinya, semua baru akan berakhir setelah semuanya berakhir. Que sera sera. Apapun masih bisa terjadi sebelum semuanya benar-benar terjadi. Kita tunggu saja apakah Beckham tertawa atau menangis; Ronaldinho menari atau menyesali diri; Frederic Kanoute bersujud syukur atau tertunduk lesu. (a2s/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads