Secara rutin majalah terkemuka Amerika Serikat, Forbes, merilis daftar berisikan klub-klub terkaya di dunia berdasarkan nilai (value) finansialnya, termasuk hitung-hitungan pemasukan (revenue). Daftar teranyar tersebut dipuncaki oleh klub raksasa Spanyol Real Madrid. Barca, yang merupakan seteru abadi Madrid, berada di posisi dua.
"Klub sepakbola bukanlah sebuah perusahaan," kata Managing Director Barcelona Asia Pacific Xavier Asensi Brufau dalam perbincangan dengan detikSport dan CNN Indonesia mengenai sektor finansial klub pada akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam argumentasinya, Xavier juga memberi contoh Leicester City. Secara mengejutkan Leicester menjuarai Premier League 2015-16 di tengah-tengah kehadiran sejumlah klub kaya-raya Inggris. "Leicester City, saya tak tahu seberapa besar value mereka sekarang," ucap Xavier.
Keberhasilan The Foxes juara memang akan menambah besar nilai dan pemasukan klub itu, membuat mereka dapat memperkuat sektor finansial dan skuat secara bersamaan. Tetapi Xavier berargumen kalau pada akhirnya langkah Leicester pun akan tertuju pada usaha meraih kemenangan dan kesuksesan di kompetisi sepakbola. Itulah yang disebutnya sebagai hal mendasar untuk klub sepakbola.
"Memang sebuah klub harus ditangani dengan baik, tak boleh buang-buang uang. Tapi ini bukan semata mengenai value atau revenue," tegas Xavier.
![]() |
"Kami (Barca) memang harus punya revenue bagus dan meningkatkannya, karena nyaris semua tim di dunia menginginkan para pemain kami dan kami tentu juga harus membayar gaji pemain. Maka kami perlu revenue untuk mempertahankan pemain saat ini. Itu alasan utama kami ingin revenue dan kami amat berterima kasih kepada rekan komersial kami di seluruh dunia karena itu membuat kami bisa terus bersaing di tingkat yang kami miliki di tim saat ini. Para pemain tentu saja profesional dan bisa saja digoda pihak lain. Kami butuh revenue itu agar bisa mengantisipasi tawaran macam apa pun yang didapat pemain kami," ujar Xavier.
"Tidak boleh naif, uang memang faktor penting. Butuh revenue besar untuk mempertahankan pemain terbaik di tim. Saya menghormati Forbes dan juga tim-tim lain, tapi kami takkan mengubah apa pun untuk bisa berada di posisi empat, tiga, atau pertama peringkat tersebut. Selama kami memiliki tim yang kami inginkan, kalau ada tim lain yang punya revenue lebih besar daripada kami atau jika ada tim lain yang punya value lebih besar dibandingkan kami menurut sebuah majalah Amerika, bagus buat mereka, tapi itu tak masuk museum, itu bukan sebuah piala. Silakan tanya para suporter, apa mereka lebih ingin kami juara liga atau jadi klub terkaya di dunia?
"Maka kalau Chelsea FC, atau Real Madrid, atau siapa saja, memiliki value lebih besar (daripada Barca), oke, selamat untuk mereka," paparnya.
(krs/mfi)