Suasana panas terjadi dalam proses referendum Catalunya, Minggu (1/10/2017) waktu setempat. Polisi menerobos masuk ke tempat pemungutan suara (TPS) dan menyita kotak suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat tindakan itu, terjadi bentrokan antara pro referendum Catalunya dengan pihak kepolisian. Bahkan, polisi dengan perlengkapan antihuru-hara melakukan tindakan kekerasa dengan memukul dan melemparkan tembakan peluru karet untuk membubarkan kegiatan tersebut.
Kejadian tersebut menyebabkan puluhan warga Catalunya mengalami luka-luka. Guardiola mengecam tindakan tersebut dengan menganggap melepaskan peluru karet adalah hal yang ilegal di Catalunya.
"Spanyol akan mencoba menutupi kenyataan, tapi media lain di dunia akan menunjukkannya. Saya membaca di El Pai, mereka mengatakan itu petugas polisi yang terluka," kata Guardiola seperti dikutip AS.
"Terluka oleh apa? Dengan pemungutan suara? Ini adalah kebalikannya karena mereka (aparat) telah melukai orang dengan peluru karet, yang ilegal di Catalunya. Mereka mematahkan satu jari wanita. Ada beberapa gambar dari hari ini yang tak terbantahkan," sambung pria berdarah Catalunya itu.
Guardioala adalah salah satu sosok besar yang lantang mendukung referendum dan kemerdekaan Catalunya. Manajer Manchester City itu membanding demokrasi di Spanyol dengan yang dia rasakan selama satu tahun lebih di Inggris.
"Perdana menteri (Spanyol) harus menjawab pertanyaan, karena dia tetap menjadi perdana menteri untuk semua orang Spanyol," tambah pria berkepala plontos itu.
"Mengapa kami tidak seperti orang Inggris, yang telah demokratis selama berabad-abad lebih daripada kami? Di atas semua itu, kami bahkan tidak tahu apakah Catalunya ingin atau tidak ingin merdeka," tegasnya.
Guardiola tak ikut dalam pemungutan suara pada 1 Oktorber. (din/cas)