7 Perbedaan Madrid dan Barcelona Sejak El Clasico Terakhir

7 Perbedaan Madrid dan Barcelona Sejak El Clasico Terakhir

Doni Wahyudi - Sepakbola
Rabu, 20 Des 2017 16:31 WIB
7 Perbedaan Madrid dan Barcelona Sejak El Clasico Terakhir
Barcelona dan Real Madrid mengalami banyak perubahan sejak El Clasico terakhirnya (David Ramos/Getty Images)
Jakarta - Barcelona kalah agregat 1-5 saat terakhir bertemu Real Madrid di Piala Super Spanyol. Tapi sejak itu, baik El Real maupun The Catalans sudah banyak berubah.

Barcelona mengawali musim 2017/2018 dengan kekalahan menyakitkan. Ditinggal Neymar dan pelatih Luis Enrique di musim panas, Barca kalah 1-3 saat menjamu Madrid di leg pertama Piala Super Spanyol.

Upaya membalas saat gantian main di Santiago Bernabeu tak membuahkan hasil. Lionel Messi dkk kembali tumbang, kali ini dengan skor 0-2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, empat bulan sejak duel tersebut, sudah banyak perubahan terjadi di kedua kubu. Perubahan-perubahan yang terbilang mengejutkan karena sama sekali tidak menggambarkan hasil dua pertandingan itu.

Berikut 10 Perbedaan Madrid dan Barca dibanding pertemuan terakhir mereka, seperti dikutip dari Marca, jelang El Clasico di akhir pekan ini, Sabtu (23/12/2017).

Lini Belakang Barca yang Sangat Solid

Ter Stegen jadi kunci kekuatan lini belakang Barcelona jelang El Clasico (Alex Caparros/Getty Images)
Kemasukan lima gol dalam dua pertandingan menghadapi Madrid jadi catatan buruk Barcelona di awal musim. Lini belakang Barcelona sangat rapuh saat diserang, Madrid total melepaskan 27 tembakan, 10 di antaranya on target, separuhnya menjadi gol.

Pada leg kedua yang dilangsungkan di Santiago Bernabeu, gawang Barcelona jebol dua kali dalam kurun 40 menit pertama.

Tapi Ernesto Valverde telah membuat perubahan besar di lini pertahanan Barcelona. Barca jadi salah satu klub dengan barisan belakang paling solid di Eropa. Barcelona baru kemasukan tujuh gol di La Liga sejauh ini, dan mereka jadi satu dari dua klub Eropa yang belum terkalahkan (selain Manchester City).

Andre Ter Stegen jadi kunci performa oke lini belakang Barcelona musim ini.

Aura yang Berbeda

Kondisi Real Madrid dan Barcelona berbeda dibanding El Clasico empat bulan lalu (David Ramos/Getty Images)
Di pertengahan Agustus, Madrid tengah dalam kepercayaan diri yang luar biasa tinggi. Mereka memenangi La Liga dan Liga Champions musim sebelumnya, serta menjuarai Piala Super Eropa. Semua berjalan sangat sempurna untuk Los Merengues, mereka seperti tidak terhentikan.

Tapi kini Madrid justru banyak tersandung. Sudah empat kali mereka bermain imbang di Liga Spanyol, dan juga menelan juga dua kekalahan. Di Liga Champions skuat Zinedine Zidane kalah bersaing dengan Tottenham Hotspur untuk jadi juara grup. Meski baru menjuarai Piala Dunia Antarklub, Madrid tidak terasa sesuper di Agustus lalu.

Kondisi berbeda dengan Barcelona. Musim panas 2017 mungkin salah satu yang terburuk yang dialami Barca dalam beberapa tahun terakhir. Setelah cuma kebagian Copa del Rey musim kemarin, Barca ditinggal Neymar dan Luis Enrique.

Barca seperti memasuki era ketidakpastian saat menunjuk Ernesto Valverde jadi pelatih. Apalagi dia kemudian menelan kekalahan telak atas Madrid di El Clasico pertamanya.

Tapi Valverde menepis semua keraguan tersebut. Dia mengantar Barcelona memuncaki klasemen La Liga saat ini, unggul enam poin atas Atletico Madrid dan memimpin 11 angka di depan Real Madrid.

Neymar Sudah Dilupakan

Trio MSN? Neymar sudah dilupkan jelang El Clasico akhir pekan ini (David Ramos/Getty Images)
Kehidupan Barca PascaNeymar sempat diprediksi bakal berat. Kerjasamanya dengan Lionel Messi dan Luis Suarez sudah menghasilkan gol dan trofi. Ketiadaan Neymar dianggap ikut berperan dalam kekalahan Barca atas Madrid di Piala Super Spanyol lalu.

Tapi Barcelona masih punya Messi, dan dialah yang terpenting saat ini. Messi begitu dominan di Barca selepas Neymar pergi, bahkan ketika Suarez sempat mengalami periode sulit bikin gol.

Empat bulan berlalu, Neymar sudah dilupakan oleh publik Camp Nou. Dan Barcelona masih bertengger di puncak klasemen.

Kemerosotan Asensio dan Benzema

Marco Asensio bikin dua gol di El Clasico awal musim ini (Denis Doyle/Getty Images)
Marco Asensio mencetak dua gol indah ke gawang Barcelona pada Piala Super Spanyol lalu, sementara Benzema bikin satu gol. Keduanya seperti akan menjalani musim yang cemerlang dalam seragam El Real.

Tapi mereka justru mengalami kemerosotan. Si penyerang Prancis baru bikin dua gol dari 11 penampilan di La Liga, sedangkan Asensio punya empat gol dari 14 kali dimainkan di Liga Spanyol.

Benzema masih punya peluang besar dimainkan pada El Clasico di akhir pekan ini, tapi untuk Asensio, kans dia kecil.

Barcelona Belum Terkalahkan

Barcelona belum terkalahkan menjelang El Clasico di akhir pekan ini (Alex Caparros/Getty Images)
Terbilang impresif apa yang didapat Barcelona di La Liga musim ini. Melewati 16 pertandingan tanpa sekalipun kalah adalah catatan yang sangat memuaskan, terlebih mempertimbangkan apa yang terjadi pada mereka di musim panas lalu.

Bersama Atletico, Barca menjadi klub yang belum pernah kalah di La Liga. Di Eropa, ada Manchester City yang punya catatan serupa.

Hebatnya, Barcelona mencatatkan rekor tak terkalahkan itu di semua kompetisi. Mereka melaju mulus di Copa del Rey dan lolos dari fase grup Liga Champions di posisi teratas. Valverde, dengan gayanya sendiri, menciptakan Barcelona yang solid dan sulit dikalahkan.

Faktor Paulinho

Peran Paulinho di El Clasico akan dinantikan kubu Barcelona (Alex Caparros/Getty Images)
Dibeli mahal dari Guanzhou Evergrande (40 juta euro), Pauliho banyak diragukan. Beberapa bahkan menilai gelandang asal Brasil itu sebagai panic buying manajemen Barca lantaran gagal mengejar Philippe Coutinho dan Marco Verratti.

Paulinho sudah bikin enam gol di La Liga musim ini. Beberapa dia cetak di pertandingan krusial yang memberi Barca tiga poin. Mungkin tak diprediksi sebelumnya, tapi dia kini jadi gelandang paling subur di La Liga sampai pekan 16.

Momentum Messi dan Ronaldo

Antara Messi dan Ronaldo, siapa akan jadi penentu di El Clasico? (Denis Doyle/Getty Images)
Tentu saja Messi dan Ronaldo tak bisa dilepaskan dari setiap pembahasan El Clasico.

Empat bulan lalu Ronaldo lebih superior dibanding Messi, meski dia kemudian dapat kartu merah dan dihukum larangan main beberapa lagi. Masuk sebagai pemain pengganti di leg pertama, Ronaldo bikin satu gol sebelum diacungi dua kartu kuning.

Messi pada dua pertandingan itu tak bisa berkontribusi banyak buat Barcelona. Usai mencetak satu gol melalui kotak penalti di leg pertama, dia diberi poin 7,6 oleh Whoscored. Sementara di leg kedua dia hanya dapat poin 6,3.

Saat ini kedua pemain dalam kondisi terbaik jelang El Clasico. Ronaldo baru memenangi Ballon d'Or dan sudah membuat 16 gol dari 21 laga di semua kompetisi (meski jumlah golnya di La Liga baru empat). Di sisi lain Messi sudah melesakkan 18 gol dari 24 pertandingan (14 di antaranya di La Liga).
Halaman 2 dari 8
Kemasukan lima gol dalam dua pertandingan menghadapi Madrid jadi catatan buruk Barcelona di awal musim. Lini belakang Barcelona sangat rapuh saat diserang, Madrid total melepaskan 27 tembakan, 10 di antaranya on target, separuhnya menjadi gol.

Pada leg kedua yang dilangsungkan di Santiago Bernabeu, gawang Barcelona jebol dua kali dalam kurun 40 menit pertama.

Tapi Ernesto Valverde telah membuat perubahan besar di lini pertahanan Barcelona. Barca jadi salah satu klub dengan barisan belakang paling solid di Eropa. Barcelona baru kemasukan tujuh gol di La Liga sejauh ini, dan mereka jadi satu dari dua klub Eropa yang belum terkalahkan (selain Manchester City).

Andre Ter Stegen jadi kunci performa oke lini belakang Barcelona musim ini.

Di pertengahan Agustus, Madrid tengah dalam kepercayaan diri yang luar biasa tinggi. Mereka memenangi La Liga dan Liga Champions musim sebelumnya, serta menjuarai Piala Super Eropa. Semua berjalan sangat sempurna untuk Los Merengues, mereka seperti tidak terhentikan.

Tapi kini Madrid justru banyak tersandung. Sudah empat kali mereka bermain imbang di Liga Spanyol, dan juga menelan juga dua kekalahan. Di Liga Champions skuat Zinedine Zidane kalah bersaing dengan Tottenham Hotspur untuk jadi juara grup. Meski baru menjuarai Piala Dunia Antarklub, Madrid tidak terasa sesuper di Agustus lalu.

Kondisi berbeda dengan Barcelona. Musim panas 2017 mungkin salah satu yang terburuk yang dialami Barca dalam beberapa tahun terakhir. Setelah cuma kebagian Copa del Rey musim kemarin, Barca ditinggal Neymar dan Luis Enrique.

Barca seperti memasuki era ketidakpastian saat menunjuk Ernesto Valverde jadi pelatih. Apalagi dia kemudian menelan kekalahan telak atas Madrid di El Clasico pertamanya.

Tapi Valverde menepis semua keraguan tersebut. Dia mengantar Barcelona memuncaki klasemen La Liga saat ini, unggul enam poin atas Atletico Madrid dan memimpin 11 angka di depan Real Madrid.

Kehidupan Barca PascaNeymar sempat diprediksi bakal berat. Kerjasamanya dengan Lionel Messi dan Luis Suarez sudah menghasilkan gol dan trofi. Ketiadaan Neymar dianggap ikut berperan dalam kekalahan Barca atas Madrid di Piala Super Spanyol lalu.

Tapi Barcelona masih punya Messi, dan dialah yang terpenting saat ini. Messi begitu dominan di Barca selepas Neymar pergi, bahkan ketika Suarez sempat mengalami periode sulit bikin gol.

Empat bulan berlalu, Neymar sudah dilupakan oleh publik Camp Nou. Dan Barcelona masih bertengger di puncak klasemen.

Marco Asensio mencetak dua gol indah ke gawang Barcelona pada Piala Super Spanyol lalu, sementara Benzema bikin satu gol. Keduanya seperti akan menjalani musim yang cemerlang dalam seragam El Real.

Tapi mereka justru mengalami kemerosotan. Si penyerang Prancis baru bikin dua gol dari 11 penampilan di La Liga, sedangkan Asensio punya empat gol dari 14 kali dimainkan di Liga Spanyol.

Benzema masih punya peluang besar dimainkan pada El Clasico di akhir pekan ini, tapi untuk Asensio, kans dia kecil.

Terbilang impresif apa yang didapat Barcelona di La Liga musim ini. Melewati 16 pertandingan tanpa sekalipun kalah adalah catatan yang sangat memuaskan, terlebih mempertimbangkan apa yang terjadi pada mereka di musim panas lalu.

Bersama Atletico, Barca menjadi klub yang belum pernah kalah di La Liga. Di Eropa, ada Manchester City yang punya catatan serupa.

Hebatnya, Barcelona mencatatkan rekor tak terkalahkan itu di semua kompetisi. Mereka melaju mulus di Copa del Rey dan lolos dari fase grup Liga Champions di posisi teratas. Valverde, dengan gayanya sendiri, menciptakan Barcelona yang solid dan sulit dikalahkan.

Dibeli mahal dari Guanzhou Evergrande (40 juta euro), Pauliho banyak diragukan. Beberapa bahkan menilai gelandang asal Brasil itu sebagai panic buying manajemen Barca lantaran gagal mengejar Philippe Coutinho dan Marco Verratti.

Paulinho sudah bikin enam gol di La Liga musim ini. Beberapa dia cetak di pertandingan krusial yang memberi Barca tiga poin. Mungkin tak diprediksi sebelumnya, tapi dia kini jadi gelandang paling subur di La Liga sampai pekan 16.

Tentu saja Messi dan Ronaldo tak bisa dilepaskan dari setiap pembahasan El Clasico.

Empat bulan lalu Ronaldo lebih superior dibanding Messi, meski dia kemudian dapat kartu merah dan dihukum larangan main beberapa lagi. Masuk sebagai pemain pengganti di leg pertama, Ronaldo bikin satu gol sebelum diacungi dua kartu kuning.

Messi pada dua pertandingan itu tak bisa berkontribusi banyak buat Barcelona. Usai mencetak satu gol melalui kotak penalti di leg pertama, dia diberi poin 7,6 oleh Whoscored. Sementara di leg kedua dia hanya dapat poin 6,3.

Saat ini kedua pemain dalam kondisi terbaik jelang El Clasico. Ronaldo baru memenangi Ballon d'Or dan sudah membuat 16 gol dari 21 laga di semua kompetisi (meski jumlah golnya di La Liga baru empat). Di sisi lain Messi sudah melesakkan 18 gol dari 24 pertandingan (14 di antaranya di La Liga).

(din/krs)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads