.webp)
Madrid sedang merajai Eropa lagi setelah meraih empat gelar Liga Champions dalam lima tahun terakhir. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, mereka selalu keluar sebagai juara dan mencatatkan rekor baru.
Apa yang dilakukan Madrid saat ini memang tak lepas dari tangan dingin Zinedine Zidane sebagai pelatih. Bahkan Madrid hancur-hancuran musim ini sepeninggal Zidane sebelum pelatih asal Prancis itu comeback lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mourinho: Tunggu Saya Tiga Bulan Lagi |
Tapi, pencapaian Madrid di Eropa takkan segemilang ini tanpa bantuan Mourinho. Sebab prial asal Portugal itu-lah yang mengubah peruntungan Madrid di Eropa setelah tujuh musim beruntun selalu kandas di babak 16 besar.
Bahkan Madrid selalu kerepotan melawan Lyon di Liga Champions yang harusnya bukan tandingan klub ibukota itu. Bahkan Lyon pernah menyingkirkan Madrid di babak tersebut pada musim 2009/2010.
"Saya rasa mereka tidak bisa lolos ke perempatfinal selama tujuh atau delapan musim beruntun," ujar Mourinho kepada beIN Sports.
"Mereka bahkan tidak bermain di semifinal atau perempatfinal. Kami menghadapi Lyon di musim pertama saya dan klub sangat takut," sambungnya.
"Saya heran mengapa klub ini sampai harus takut dengan Lyon. Memang mereka tim bagus, tapi cuma Lyon gitu."
"Kami lantas gagal dalam drama adu penalti, dengan Kaka, Sergio Ramos, dan Cristiano Ronaldo - semua penendang terbaik - gagal. Lalu kami mencapai rekor 100 poin dan kalah adu penalti di semifinal," demikian dia.
Selama tiga tahun melatih Madrid sedari 2010, Mourinho memberikan satu gelar Laliga, satu gelar Copa del Rey, dan satu Piala Super Spanyol.
