Belanja Madrid diawali dengan pembelian Eder Militao dari FC Porto dengan harga 50 juta euro, lalu Rodrygo diangkut dari Santos dengan harga 45 juta euro. Berikutnya ada Luka Jovic yang ditebus dari Eintracht Frankfurt seharga 60 juta euro dan terakhir Eden Hazard dengan nilai 100 juta euro.
Beberapa jam lalu Didier Deschamps malah membocorkan kalau Ferland Mendy akan meninggalkan Olympique Lyonnais untuk gabung dengan El Real musim depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Madrid jadi klub paling aktif (dan juga boros) di bursa transfer musim panas ini, padahal jendela transfer di Spanyol baru akan dibuka awal Juli nanti. Belanja El Real sangat mungkin berlanjut. Ada beberapa nama besar lain yang masih dibidik: Paul Pogba, Christian Eriksen, Kylian Mbappe, dan Joao Felix.
Royalnya Madrid di bursa transfer bisa dipahami jika melihat apa yang mereka alami di musim 2018/2019. Cuma Piala Dunia Antarklub yang berhasil didapat, sementara di akhir musim mereka menuntaskan beragam kompetisi dengan tangan hampa.
Mau tak mau Florentino Perez harus merogoh kocek dalam-dalam demi mendatangkan para bintang. Dengan harapan mereka bisa mendongkrak kualitas serta performa tim, dan pada akhirnya menjadikan Madrid kembali kompetitif.
Kebijakan transfer Los Blancos sebenarnya mengalami perubahan sejak musim 2015/2016. Mereka tak mengejar pemain bintang yang sudah jadi, tapi lebih selektif dengan mendatangkan pemain-pemain muda yang dinilai punya potensi besar di masa depan.
Sejak musim tersebut, hanya Casemiro, Marco Asensio, dan Thibaut Courtois pemain baru yang berhasil menjadi langganan skuat utama El Real. Sisanya, mereka yang datang harus menerima dirotasi.
Tapi setelah Cristiano Ronaldo pergi, Madrid gagal mendapatkan pengganti yang sepadan. Ketiadaan Ronaldo kemudian jadi kambing hitam atas hasil buruk El Real musim ini.
Maka proyek Galacticos ketiga kini sedang disiapkan Florentino Perez. Sebagai tim terbesar di Spanyol, Madrid tak bisa menunggu terlalu lama untuk menanti pemainnya tumbuh matang. Maka uang dalam jumlah besar pun digelontorkan. Pemain jadi didatangkan.
Sejarah mencatat ada dua era Galactico yang sudah dibangun Perez. Pertama ketika mereka mendatangkan Luis Figo, Zinedine Zidane, Ronaldo, Michael Owen, Robinho, hingga David Beckham di tahun 2000-an. Saat itu, setiap musim ada saja bintang baru datang menghiasi Santiago Bernabeu.
Era kedua Galactico dibangun Perez pada 2009. Pada musim panas itu Madrid malah belanja gila-gilaan dengan memecahkan dua rekor transfer sekaligus. Kaka dibeli dari AC Milan dengan harga 56 juta poundsterling, lalu disusul transfer Cristiano Ronaldo dari Mancheter United seharga 80 juta pound sterling. Total belanja Madrid di musim panas 2009 mencapai 258,5 juta euro untuk delapan pemain.
Beberapa pemain top lainnnya yang menyusul datang adalah Angel Di Maria, Sami Khedira, Mesut Oezil, Gareth Bale, sampai Courtois.
Membangun skuat penuh bintang sebenarnya tak menjamin sukses instan bisa diraih Madrid. Sejarah sudah membuktikan itu. Di musim pertama Cristiano Ronaldo, Kaka, dan Karim Benzema datang, Madrid hanya bisa finis kedua di Liga Spanyol, tersingkir di babak 32 besar Copa del Rey, dan didepak Lyon di 16 besar Liga Champions. Madrid nol gelar.
Semusim berselang Madrid mulai memetik hasilnya, meski hanya memenangi Copa del Rey. Sementara di 2011/2012 gelar Laliga akhirnya dimenangi, sekaligus memutus dominasi Barcelona kala itu.
Kesuksesan akhirnya memang didapat, domestik maupun internasional. Tapi tetap mereka butuh waktu untuk meraihnya.
Simak Juga "Hazard Datang, Ramos pun Senang":
(din/ran)