El Clasico jilid I seharusnya dihelat di Camp Nou, Sabtu (26/10/2019) kemarin. Namun, menyusul kondisi politik yang memanas di Barcelona, akhirnya dibatalkan.
Ini terkait penangkapan sekitar 10 aktivitis pro-kemerdekaan Catalan oleh Pemerintah Spanyol karena dianggap membangkang. Alhasil, LaLiga, RFEF, dan kedua klub harus mencari tanggal pengganti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, Barcelona dalam hal ini yang patut disalahkan karena tidak bisa menciptakan kondisi politik yang aman. Apalagi mereka seharusnya tahu bahwa El Clasico akan digelar di tanggal 26 Oktober.
"Ya, kalah saya sih akan tetap bermain di hari Sabtu karena tidak masalah jika Real Madrid mau bermain," ujar Laporta di Sportskeeda.
"Kekuatan yang ada saat itu besar karena alasan politik. Barcelona sudah salah karena mereka melakukan pergerakan kriminal dan mengutamakan politik, apalagi sepakbola selalu berkonotasi politik. Selalu seperti ini," sambung presiden klub yang menjabat sedari 2003 hingga 2014 itu.
"Mereka yang berkuasa jga membuat orang-orang dari Barcelona serta lainnya terlihat buruk. LaLiga sudah membuat keputusan berani dengan menunda laga itu."
"LaLiga punya kepentingan politik untuk membesar-besarkan situasi dan kejadian yang ada. Ini adalah penyelesaian yang buruk. Barcelona bersalah dalam situasi ini."
(mrp/rin)