Lionel Messi dan Kisah Pemberontakan di Barcelona 1988

Lionel Messi dan Kisah Pemberontakan di Barcelona 1988

Yanu Arifin - Sepakbola
Kamis, 02 Apr 2020 20:00 WIB
Barcelonas Lionel Messi walks on the pitch during the Spanish La Liga soccer match between FC Barcelona and Villarreal CF at the Camp Nou stadium in Barcelona, Spain, Tuesday, Sep. 24, 2019. (AP Photo/Joan Monfort)
Striker Barcelona Lionel Messi mengkritik manajemen Barcelona terkait pemotongan gaji. (Foto: Joan Monfort/AP Photo)
Barcelona -

Lionel Messi dianggap melakukan perlawanan ke manajeman Barcelona terkait pemotongan gaji. Hal itu mengingatkan pada masalah serupa yang terjadi pada 1988.

Messi mengkritik kebijakan Barcelona dalam memangkas 70 persen gaji pemain, di tengah krisis akibat pandemi virus corona. Bukannya tak setuju gajinya dipotong, melainkan La Pulga menilai cara klub melakukannya terkesan menekan pemain.

Apa yang dilakukan Messi, mengingatkan apa yang dilakukan pemain Barcelona pada 1988. Ketika itu, para pemain juga melayangkan kritikan pedas terkait kontrak, gaji, dan pajak.

Hesperia Mutiny

Dilansir Marca, pada musim 1987/1988, skuat Barcelona bersama pelatih Luis Aragones membuat manifesto. Hal itu dikenal sebagai Hesperia Mutiny, yang diambil dari nama Hotel Hesperia, tempat pemain melakukan 'rapat pemberontakannya'.

Ketika itu, skuat Barcelona, yang dipimpin bek Jose Ramon Alexanko, membuat 7 butir sikap yang ditujukan kepada presiden Jose Luis Nunez. Manifesto itu mendesak Nunez mundur.

"Profesionalisme dan kejujuran pemain tidak dapat diragukan siapa pun," bunyi pernyataan itu.

"Kami kehilangan kepercayaan pada presiden."

"Kami merasa benar-benar ditipu oleh presiden."

"Presiden tidak menghormati penggemar."

"Dia selalu berusaha membeli kami dan memisahkan kami."

"Klub bersejarah ini, dengan nilai-nilai yang selalu diwakili orang-orang Catalan, telah tidak manusiawi dalam bentuk seperti ini."

"Kesimpulannya, meski membuat petisi untuk pengunduran diri [presiden] adalah hak anggota klub, skuad menyarankan pengunduran diri tersebut," jelas surat pernyataan tersebut.

Surat itu ditandatangani oleh 23 pemain. Termasuk Gary Lineker dan Bernd Schuster, di mana nama terakhir menyatakan menarik suaranya beberapa jam berselang.

Pada akhirnya, sebanyak 14 pemain hengkang dan Nunez tetap bertahan sebagai presiden. Ketika itu, Nunez pun menunjuk Johan Cruyff sebagai pelatih, yang membawa kesuksesan beberapa tahun berselang.

Bukan yang Pertama

Kritikan terhadap manajemen bukan yang pertama dialami Barcelona. Sebelumnya, juga melalui Messi, direktur olahraga klub Eric Abidal juga disemprot karena menyalahkan pemain atas pemecatan Ernesto Valverde.

Kemudian, skandal presiden Josep Maria Bartomeu menggunakan konsultan I3 Ventures untuk mendiskreditkan lawan klub lewat media sosial, juga membuat Barcelona disorot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perlawanan Messi bahkan membuatnya disamakan dengan Ernesto Che Guevara, tokoh revolusioner asal Argentina. Hal itu lantaran Messi berani menjadi pemain terdepan saat mengkritik kebijakan yang dianggap merugikan pemain.




(yna/aff)

Hide Ads