Mantan Presiden Barcelona, Sandro Rosell yakin sengaja dipenjarakan untuk kasus pencucian uang. Saat itu, ia mundur dan digantikan oleh Josep Maria Bartomeu.
Kasus pencucian uang yang menjerat Rosell mulai mencuat di tahun 2014. Usai kasus ini mengemuka, ia memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Presiden Barcelona yang diembannya sejak 2010.
Rosell didakwa menerima komisi yang tidak wajar dari penjualan citra tim nasional Brasil yang pernah bekerja sama dengannya. Penyelidikan pun dilakukan dan Rosell mulai ditahan pada Mei 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Barcelona Tak Punya Uang untuk Beli Neymar |
Dalam persidangan, ia sempat dituntut oleh jaksa dengan enam tahun hukuman penjara. Namun, tuduhan kepada Rosell ini kemudian tak terbukti. Ia berhak mendapat kebebasan pada April 2019 setelah 20 bulan di penjara.
Rossell kini mulai buka suara terkait kasus yang menjeratnya tersebut. Ia yakin secara sengaja dijebloskan ke penjara karena kedudukanya sebagai Presiden Barcelona.
"Jika saya bukan presiden Barca, saya tidak akan dipenjara. Itu sudah tidak diragukan lagi," kata Rosell kepada Mundo Deportivo dikutip dari Sportskeeda.
"Saya rasa tidak akan ada kewajiban untuk menyelidiki dan memata-matai saya. Begitu pula dengan tuntutan fiskal yang saya hadapi
"(Ada) 72 inspeksi dari kantor pajak setelah saya terpilih sebagai presiden Barcelona yang terpilih. Sebelum menjadi presiden, (tidak ada) inspeksi keuangan. Apakah itu kebetulan?" tambahnya.
Selama Rossell menjadi Presiden Barcelona, El Barca berhasil merengkuh dua gelar LaLiga, satu Copa del Rey dan satu Liga Champions. Posisi Rosell pasca mundur kemudian digantikan oleh Bartomeu yang menjabat hingga kini.
Bartomeu menjadi Presiden Barcelona yang kontroversial karena El Barca diterpa berbagai masalah di era kepemimpinannya. Terakhir, Enam direksi Blaugrana memutuskan mengundurkan diri pekan lalu. Keputusan itu diambil karena kepemimpinan Bartomeu dinilai korup.
(pur/rin)