Tammy Abraham membuktikan dirinya bukan investasi bodong untuk AS Roma. Abraham langsung jadi top scorer dan raih trofi di musim debutnya.
Kedatangan Romelu Lukaku ke Chelsea musim panas lalu membuat Abraham tersingkir dari persaingan di lini depan. Abraham terpaksa dilepas ke Roma menjelang akhir bursa transfer.
Kepindahannya ke Roma pun bukan tanpa pertanyaan. Ketika dia tidak bisa bersaing di Chelsea, apa bisa tahan di Serie A yang dikenal kejam untuk pemain Inggris Raya?
Namun, atas bimbingan pelatih sekaliber Jose Mourinho yang pernah menangani striker Inggris, Abraham unjuk gigi di Roma. Dia langsung jadi andalan Serigala Ibukota di lini depan.
Meski gagal membawa Roma finis empat besar dan cuma lolos ke Liga Europa, Abraham bikin 27 gol di seluruh kompetisi. Rinciannya adalah 17 gol di Serie A, satu di Coppa Italia, dan sembilan di Europa Conference League.
Sembilan gol di Conference League berperan besar membawa Roma sampai ke final untuk menghadapi Feyenoord, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB. Hasilnya I Lupi pun menang 1-0 berkat gol Nicolo Zaniolo.
Trofi yang menyempurnakan musim debut Abraham yang awalnya diragukan akan sukses. Pemain 24 tahun itu pun membuktikan ucapannya kalau dia datang ke Roma untuk jadi juara, bukan sekadar numpang lewat demi kembali ke Chelsea.
Apalagi ini jadi trofi ketiga Abraham di Eropa dalam waktu kurang dari setahun, setelah Liga Champions dan Piala Super Eropa bareng Chelsea.
"Saya mencintai mereka (fans Roma). Sejak hari pertama kedatangan saya, mereka luar biasa. Kami jadi juara; saya senang jadi bagian tim ini. Kini saatnya berpesta, merayakannya, dan bersenang-senang," ujar Abraham di situs resmi UEFA.
Tammy Abraham, Veni, Vidi, Vici. Dia datang, main, dan membawa Roma jadi juara lewat gol-golnya. Top!
(mrp/adp)