Stones Kapok Patah Hati Lagi di Final Liga Champions

Stones Kapok Patah Hati Lagi di Final Liga Champions

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Rabu, 07 Jun 2023 09:20 WIB
PORTO, PORTUGAL - MAY 29: John Stones of Manchester City and team mates receive their runners up medals following defeat in the UEFA Champions League Final between Manchester City and Chelsea FC at Estadio do Dragao on May 29, 2021 in Porto, Portugal. (Photo by Matt McNulty - Manchester City/Manchester City FC via Getty Images)
John Stones dan Manchester City kalah di final Liga Champions 2020/2021. (Foto: Manchester City FC via Getty Ima/Matt McNulty - Manchester City)
Jakarta -

John Stones patah hati kala Manchester City kala di final Liga Champions 2020/2021. Ia bertekad tak merasakannya lagi pada final kali ini.

Stones menjadi bagian dari skuad Manchester City yang kalah pada final Liga Champions 2010/2012 dari Chelsea. Man City saat itu datang sebagai unggulan, tapi kalah tipis 0-1 dari Chelsea yang bermain solid dan disiplin.

Usai kekalahan di final Liga Champions pertamanya, Manchester City berhasil kembali ke titik itu musim ini. Sekali lagi The Citizens ditempatkan sebagai favorit menghadapi Inter Milan, pada final di Ataturk Olympic Stadium, Minggu (11/6/2023) dini hari WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberhasilan melewati adangan tim-tim sekelas Bayern Munich dan Real Madrid menempatkan mereka sebagai unggulan. Inter Milan menempuh jalan yang relatif lebih ringan dengan lawan-lawan seperti Porto, Benfica, dan AC Milan yang baru kembali ke Liga Champions dua musim ini.

Namun pengalaman pada 2020/2021 mengajarkan ke Man City bahwa kalah dengan status diunggulkan terasa lebih pahit. John Stones tak mau itu terulang.

ADVERTISEMENT

"Jangan sampai itu kejadian lagi, itu hal pertama dan yang utama. Saat itu kami di posisi dan situasi yang belum pernah kami alami dan lalui," katanya kepada Sky Sports.

"Dengan semua pengalaman yang kami punya, terkadang susah untuk menggambarkannya dengan kata atau menyimpulkannya, atau tahu apa yang harus dilakukan di situasi-situasi tertentu."

"Sekarang, setelah mengalami masa sulit itu, berada di kubu yang kalah adalah hal yang sangat berat dan memukul. Itu adalah salah satu perasaan terbesar yang menempel dan Anda tak ingin merasakannya lagi."

"Kami tampak sudah jauh lebih kalem dan percaya diri menuju laga ini. Tahu bahwa kami harus yakin dengan diri sendiri dan apa yang sudah kami capai sejauh ini dan bagaimana kami bermain, ada banyak faktor yang akan berperan," imbuh bek tengah tim nasional Inggris tersebut.

(raw/mrp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads