Jose Mourinho tak menganggap sebagai orang yang jenius. Dia cuma merasa pintar melakukan provokasi.
Benfica besutan Mourinho bakal menyambangi markas Chelsea dalam lanjutan Liga Champions, Rabu (1/9/2025). Ini sekaligus menjadi momen reuni Mourinho di Stamford Bridge.
Pria asal Portugal itu pernah membesut The Blues pada periode 2004-2007 dan 2013-2015. Mourinho meraih delapan trofi domestik di Chelsea, yang tiga di antaranya adalah Premier League.
Mourinho pernah mengaku sebagai The Special One, ucapan yang terlontar sejak di Chelsea. Mourinho kini menegaskan bukan sosok yang jenius.
Pelatih berusia 62 tahun itu cuma mengaku pintar dalam melakukan provokasi. Cara provokasi Mourinho tentu dalam hal positif membangkitkan semangat tim dan negatif bagi lawan karena mengganggu fokus.
"Saya tidak pernah menganggap diri saya jenius. Sebagai provokator, mungkin sedikit, tapi tidak pernah sebagai iblis. Sebagai jenius? Tidak pernah," kata Mourinho yang dikutip dari situs UEFA.
"Tentu saja, saya selalu merasa memiliki bakat alami yang saya kembangkan untuk menjadi manajer yang baik, seperti yang dilakukan banyak pemain hebat," sambungnya.
Mourinho mengakui bahwa ada kalanya momen kemenangan didapat akibat kejeliannya dalam mempersiapkan tim dan membaca jalannya permainan. Namun, eksekusinya tetap ditentukan oleh pemain.
"Saya tidak pernah menganggap diri saya jenius. Saya selalu merasa seperti bagian dari tim, dan bahwa para pemain lebih penting daripada saya, bahwa saya ada di sana untuk membantu mereka," Mourinho menegaskan.
(ran/krs)