Mengatasi Kehilangan ala Bayer Leverkusen

Mengatasi Kehilangan ala Bayer Leverkusen

Isal Mawardi - Sepakbola
Minggu, 20 Des 2020 20:25 WIB
LEVERKUSEN, GERMANY - DECEMBER 10: Moussa Diaby celebrates with Wendell and Daley Sinkgraven of Bayer Leverkusen after scoring his sides third goal during the UEFA Europa League Group C stage match between Bayer 04 Leverkusen and Slavia Praha at BayArena on December 10, 2020 in Leverkusen, Germany. Sporting stadiums around Germany remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Sascha Steinbach - Pool/Getty Images)
Bayer Leverkusen bisa mulus mengatasi kehilangan pemain penting. (Foto: Sascha Steinbach - Pool/Getty Im/Pool)

Seakan belajar dari kasus Tottenham Hotspur yang membelanjakan secara jor-joran uang penjualan Gareth Bale ke Real Madrid, die Werkself tak buru-buru membeli pemain. Pelatih Leverkusen cukup teliti memilah-milih pemain.

Pilihan jatuh kepada Patrik Schick. Didatangkan dari Roma dengan banderol 26,5 juta euro, Schick tampil cukup oke. Menurut transfermarkt, pemuda berusia 24 tahun itu sudah mencetak 5 gol dari 11 kali bermain bagi Die Werkself.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski jarang tampil 90 menit, setidaknya Schick cukup sering masuk jajaran starting line up. Selain itu, Leverkusen juga mempercayakan daya gedor mereka kepada anak-anak muda macam Leon Bailey dan Moussa Diaby.

Ketiga sosok ini seakan mampu bertranformasi menjadi penutup lubang yang ditinggalkan Havertz. Ketiga anak muda ini berhasil menggantikan peran Havertz baik untuk mencetak gol, mengumpan, membuka ruang hingga drible. Seakan kehilangan Havertz hanyalah angin lalu bagi Leverkusen.

ADVERTISEMENT

Kejelian manajemen Leverkusen dalam mengorbitkan pemain patut diacungi jempol. Pelatih Leverkusen, Peter Bosz, mampu menemukan sosok potensial lainnya dalam diri Florian Wirtz. Selain sibuk belajar di sekolah atau les bimble, pemuda 17 tahun itu juga aktif menjaga lini tengah Leverkusen. Permainannya sama sekali tidak terlihat seperti ABG yang terbebani dengan tugas PR matematika.

Bisa dibayangkan bagaimana pemuda ini sibuk menghabiskan 24 jam harinya. Pagi-siang ia belajar geometri bidang ruang, malamnya mesti membela panji kehormatan Bayer Leverkusen. Sampai-sampai Wirtz tak bisa mengikuti pertandingan Leverkusen melawan Slavia Prague karena bentrok dengan jadwal ujian sekolah. Meski begitu, pelatih Leverkusen, Bosz, sangat mendukung jenjang pendidikan Wirtz.

"Sekolah lebih penting dari pada pertandingan ini," kata Bosz kala itu.

Mati satu, tumbuh seribu. Tak ada Havertz, Bailey-Schick-Diaby-Wirtz pun jadi. Kepergian Havertz benar-benar tak menjadi masalah bagi Die Werkself. Sama sekali tak menggoyangkan benteng Leverkusen walau 1 sentimeter pun. Punya opsi pemain yang banyak dan mumpuni tentu menguntungkan. Memberi kesempatan pemain muda sama sekali tidak ada salahnya. Mereka bisa dijadikan ban serep dadakan bila ban utama gembos, usang, dan tak bisa dipakai lagi.

Rotasi pemain bisa menjadi kunci mengatasi kehilangan. Klub yang sering melakukan rotasi memiliki sisi positif, yakni pemain mendapatkan menit bermain yang sama rata. Sehingga pemain-pemain yang normalnya menghangatkan bangku cadangan, dapat merasakan kerasnya medan pertempuran di lapangan hijau.

Mereka diberi kesempatan menerima tekel serta sikut lawan. Pemain juga dapat melihat situasi yang sebegitu tegangnya bila sudah menguasai si kulit bundar. Situasi-situasi di atas tidak bisa didapatkan hanya dari sesi latihan saja atau meratap di bangku cadangan. Jika menurut Harry Tjahjono, harta yang paling berharga adalah keluarga, maka menit bermain adalah harta yang sangat amat berharga bagi pemain muda.

Bayer Leverkusen baru saja kehilangan tahta di klasemen Liga Jerman. Mereka tumbang 1-2 dari Bayern Munich, hingga digeser oleh Die Roten.

Akibat hasil laga di BayArena itu, Leverkusen kini duduk di posisi kedua klasemen Liga Jerman dengan raihan 28 poin, tertinggal dua angka dari FC Hollywood.

Aksi-aksi Leverkusen di Liga Jerman bisa disaksikan di Mola TV dengan mengakses link ini.

***

Isal Mawardi
Penikmat liga Inggris yang bisa disapa di Twitter dengan akun @isalomonkalou


(isa/cas)

Hide Ads