Tiket, Transportasi, dan Maskot Asian Games Amburadul, Ini Kata Erick Thohir

Tiket, Transportasi, dan Maskot Asian Games Amburadul, Ini Kata Erick Thohir

Mercy Raya - Sport
Sabtu, 01 Sep 2018 21:19 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Pendistribusian tiket, transportasi, dan boneka maskot yang amburadul menjadi catatan kurang sip Asian Games 2018. Bagaimana komentar ketua panitia pelaksana (INASGOC), Erick Thohir?

Asian Games ditutup Minggu (2/8) alias besok. Sepanjang perhelatan atlet-atlet dari negara peserta menunjukkan kemampuan terbaiknya. INASGOC juga telah bekerja semaksimal mungkin.

Tapi, catatan kurang sip muncul pada amburadulnya pendistribusian tiket. Transportasi juga mendapatkan kritik karena tak mencantumkan jadwal kedatangan dan keberangkatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belakangan, publik kesulitan untuk mendapatkan boneka maskot Asian Games. Bahkan, atlet pun kesulitan mendapatkannya.




"Ini bukan alasan. Jika dibilang tiket kurang, transportasi kurang, boneka (maskot) kurang. Ini adalah masalah bagus. Tandanya animo masyarakat besar," kata Erick Thohir, ketua INASGOC, dalam konferensi pers, Sabtu (1/8).

"Tapi bagaimana kalau dibalik situasinya. kami sudah buat event sebagus apapun tapi tidak ada yang datang. Mau sebagus event kita tapi tak ada yang datang? Itu tak ada artinya jika sepi. Tapi yang berkembang di masyarakat justru luar biasa," dia menjelaskan.

"Bahkan, generasi milenial banyak yang datang hanya karena instagram, foto-foto, jadi ini yang berkembang di masyarakat di luar ekspektasi. Dan kami tidak pernah berpikir itu," ujar dia.




Dalam prosesnya, INASGOC meningkatkan pelayanan. Membeludaknya peminat dan terbatasnya kapasitas venue diakomodasi dengan membuat giant screen di luar Istora dan SUGBK.

"Namun, kami tetap berusaha memperbaiki kekurangan. Contoh, rekan media ada yang tinggal di Hotel Veranda. Padahal konsep kami tidak ada shuttle, tapi karena kami ingin menjadi tuan rumah yang baik kami carikan," ujarnya.

"Sama ketika ticketing. Total kapasitas bulutangkis kita 7.800 setelah Istora renovasi. Kalau nonton basket alhamdulillah (jumlah) itu pas. Kalau bulutangkis 7.800 kurang. Realitanya apa? Bahwa teman-teman media meliput acara ini yang diberikan meja semua. Broadcasting saja itu hampir mengambil 500 seat karena ada yang namanya killing seat," kata dia.

Erick juga menjelaskan terkait isu tiket yang diberikan kepada VIP. Dia menyebut memang ada kerja sama.

"Belum lagi sponsor dalam tanda tangan kontrak ada paket nonton. Lalu internasional federation, asian federation, ketua bulutangkis sebelumnya masa tidak diundang? Jadi jumlah kapasitas id card itu dari awal melebihi kapasitas kursi VIP. Dan saya sudah bilang bahwa first come first serve. Ketika bulutangkis kapasitas seat-nya 300 tapi yang punya id card 2 ribu. Coba dibagi ke kurash dan sambo," ujar bos Mahaka Group ini.

"Tetapi siapa yang membeli tiket, itu haknya untuk duduk. Jadi tidak boleh diusir. Makanya setelah ada kasus, kami langsung mengadakan meeting. Jadi jelas posisinya, siapa yang beli tiket tetap harus dihormati. VIP ya tadi siapa cepat datang itu yang dilayani," kata Ketua KOI ini.




(mcy/fem)

Hide Ads