Pada November 2011 mendatang, kawasan rawa-rawa seluas 700 hektar itu akan berubah menjadi lokasi berbagai venue yang digunakan selama pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara, yakni SEA Games XXVI, yang diharuskan bebas banjir.
Kini sebagian kawasan rawa-rawa itu telah ditimbun sekitar dua juta kubik tanah. Ketinggiannya sekitar 30-70 centimeter dari permukaan jalan utama di kawasan yang masuk dalam Kecamatan Seberang Ulu Palembang. Ketinggian tribun venue atlet sekitar 30 centimeter, sedangkan ketinggian trek lintasan sekitar 40 cm atau setara dengan ketinggian lapangan sepakbola Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kepala Dinas PU Cipta Karya Sumsel Rizal Abdullah beberapa waktu lalu, tidak semua venue yang dikerjakan sejak Januari 2011 dibangun baru. Sebagian hanya direnovasi. Venue yang akan dibangun baru di Jakabaring yakni lapangan tembak, arena sepatu roda, lapangan tenis, stadion atletik, arena panjat tebing, Sriwijaya Promotion Center (SPC), danau untuk ski air, aquatik center Jakabaring, kolam renang, lapangan golf, wisma atlet dan gedung sport science center serta klinik cedera olahraga.
Venue yang direnovasi meliputi kolam renang Lumban Tirta, Stadion Bumi Sriwijaya, indoor Kampus, stadion utama Jakabaring, GOR Ranau Jakabaring, GOR Dempo Jakabaring, Graha Serba Guna Jakabaring, stadion Patrajaya Plaju.
Diperkirakan dana yang menggelontor untuk itu semua mencapai Rp 1,7 triliun, yang dirogoh dari kocek APBN, CSR perusahaan multinasional serta hibah. Sedangkan isi pundi APBD Rp 60 miliar digunakan untuk perawatan dan rehabilitasi fasilitas olah raga yang sudah tersedia.
Hal ini seperti diungkapkan Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin saat diskusi publik Membedah Kesiapan Sumsel sebagai Tuan Rumah SEA Games di DPRD Sumsel, beberapa waktu lalu, "Setiap bulan sekitar Rp 200 miliar tumpah di Jakabaring untuk menunjang kesiapan SEA Games."
Terkait bantuan dari pihak ketiga seperti perusahaan multinasional, Alex Noerdin mengaku lebih nyaman jika Sumsel hanya menerima bangunan sudah Jadi. Contohnya rencana PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) yang akan membantu membangun lapangan tenis, kemudian pembangunan kolam renang dari Water Team Park dan Conoco Pilips. Begitu pula dengan PT Pusri, sedangkan Pertamina membantu stadion atletik yang memiliki perbedaan dengan stadion atletik yang pernah dimiliki Indonesia.
Ada dua stadion: trek pertama digunakan untuk pertandingan resmi, sedangkan trek kedua dipakai untuk lokasi pemanasan atlet sebelum masuk bertandingan dengan bentuk oval (melingkar).
Guna mewujudkan pembangunan venue SEA Games XXVI sesuai target, pemerintah Sumsel atau pihak yang dipercaya mengerjakannya dengan serius. Sejak dua bulan terakhir mereka bekerja sepanjang hari atau 24 jam.
Menurut Alex Noerdin, pemberlakuan jam kerja 24 jam nonstop tersebut karena proses pembangunan sudah memasuki tahap konstruksi, sehingga dibutuhkan tenaga banyak agar pengerjaan dapat cepat selesai. Untuk membantu pengerjaan, sudah siap 15 unit alat berat di lokasi.
"Dan, agar pekerja tidak kelelahan, kita berlakukan tiga shift, yakni shift siang dan dua malam," ujarnya. Para pekerja ini menetap di dua barak yang ada di Jakabaring. Satu untuk para pekerja stadion atletik dan kolam renang, satu lagi untuk lapangan tembak. Bahkan sejak dua bulan lalu, Alex Noerdin rela berkantor di Stadion Gelora Sriwijaya
(tw/a2s)