Jakarta 10K dan Antusiasme Lari
Minggu, 20 Jun 2004 11:48 WIB
Jakarta - Lari merupakan olahraga paling mudah, murah, dan menyehatkan. Tinggal bermodalkan sepasang sepatu, celana pendek plus kaos, Anda bisa membuang sedikit keringat. Namun kalau mau berlatih sedikit keras, berlari bisa mendatangkan keuntungan materi. Hari ini, Minggu (20/6/2004), mata ribuan pencinta lari dari mulai dewasa, abege, hingga bocah berumur lima tahunan dimanjakan dengan event "Jakarta 10K". Ajang lari bertaraf internasional itu mengundang beberapa pelari tingkat dunia dan pelari nasional yang telah punya nama. Diantaranya adalah pelari berperingkat 30 hingga 50 besar dunia seperti Sammy Kipruto (Kenya) dan Eunuce Jepkorir (Kenya). Sementara dari dalam negeri ada nama I Gde Karangasem dan Supriyati Sutono.Namun selain kehadiran para pelari tingkat dunia dan nasional, ajang yang diselenggarakan oleh Dinas Olah Raga & Pemuda Propinsi DKI Jakarta ini juga dimeriahkan oleh ribuan pelari amatir yang terbagi di dua kelompok umur, yaitu umum serta kategori pelajar. Diberlakukannya banyak kelompok umur ini diakui oleh panitia merupakan ajang untuk memenuhi antusiasme terhadap olaharaga lari di kalangan masyarakat Jakarta. Ajang yang mengambil tema "A Run for Humanity" ini pun mendapatkan antusiasme luar biasa dari para pencinta olah raga lari di Jakarta. "Kami panitia sangat bersyukur sekali acara Jakarta 10K ini mendapat sambutan yang begitu besar. Jumlah peserta yang ditargetkan 20,000 peserta dan sudah tercapai. Bahkan saat pendaftaran telah ditutup pun, masih banyak yang berminat mendaftar," ungkap penanggung jawab lomba Yudhi Suyoto. Selain sangat antusias, para peserta yang tak dipungut biaya seperak pun itu juga punya semangat juang yang luar biasa. Meskipun sudah tertinggal, cukup banyak peserta yang memaksakan diri masuk garis finish. Tampaknya iming-iming hadiah untuk peserta yang mampu menyelesaikan rute yang telah ditentukan cukup menarik untuk sekedar menjadi pengganti lelah. Apalagi kalau berhasil menjadi juara peserta bisa meraup hadiah mulai dari Rp 250,000 hingga Rp 5 Juta. Kalaupun gagal juara bahkan gagal finish karena kehabisan tenaga, panggung gembira yang mendatangkan artis Nita Thalia plus berbagai door prize dan kuis pasti bisa mengobati 'luka hati'. Meskipun kental nuansa hiburannya, namun event yang terbilang sukses ini tampaknya cukup menunjang penciptaan bibit baru buat dunia lari nasional. Seperti diakui juara di kategori elit nasional putra Jauhari Johan, trek yang memiliki sedikit tanjakan dan dataran cukup memadai untuk mengukur kemampuan staminanya. "Dengan tambahan latihan yang lebih giat, dan mengikuti even seperti ini 3-4 kali setahun, saya yakin para atlet jarak jauh bisa memperbaiki kualitas," ungkap Jauhari.Latihan memang menjadi kunci dari keberhasilan seorang atlet. Namun latihan seperti apa sih yang sebenarnya menjadi rahasia kekuatan para atlet luar negeri, terutama atlet asal Afrika yang terkenal jagonya lari jarak jauh? Mungkin jawaban dari juara kategori elit putra ini layak dipertimbangkan: "Banyaklah berlatih di daerah dataran tinggi untuk melatih stamina (lakukan altitude training)," ungkap Sammy Kipruto.Mau seperti Sammy? Giatlah berlatih lari dari sekarang. (mel/)