Ingin Juara Bersama, Papua & Jatim Tak hadir

Ingin Juara Bersama, Papua & Jatim Tak hadir

- Sport
Selasa, 14 Sep 2004 14:49 WIB
Jakarta - Kelanjutan final sepakbola PON XVI yang mempertemukan Papua dan Jawa Timur, yang semula direncanakan Selasa (14/9/2004) pagi di Stadion Patrajaya, Plaju, Palembang, kembali tertunda. Sebab kedua kesebelasan tidak hadir pada waktu yang ditentukan panitia pelaksana. Mereka ingin juara bersama.Semua perangkat pertandingan pertandingan sudah hadir, dari wasit, hakim garis, anak gawang, panpel hingga aparat keamanan sudah datang. Bahkan, sejak pukul 07.00, ratusan penonton sudah memadati Stadion Patrajaya itu.Hingga melewati jadwal pertandingan yang ditetapkan, yakni pukul 08.00, kedua tim juga belum datang. Sekitar pukul 08.10, Wasit Aeng Suarlan menuju ke lapangan, dia meniup pluit pertandingan. Setelah menunggu 10 menit, kedua tim tidak datang maka Aeng kembali meniup peluit sebagai tanda pertandingan usai karena kedua tim tidak datang. Ratusan penggemar sepakbola yang datang pagi-pagi ke stadion Patrajaya, Plaju, untuk menyaksikan kelanjutan partai final itu tentu saja menjadi kecewa.Mengapa kedua tim tidak datang? Menurut utusan teknik PSSI Achwani, kepada pers, di Stadion Patrajaya, Plaju, Palembang (14/9/2004), dalam pertemuan dengan dewan hakim PB PON XVI, kedua tim minta agar Papua dan Jatim menjadi juara bersama. "Menurut ofisial masing-masing, mereka sudah memutuskan tidak akan datang. Mereka mengusulkan kepada kami agar Papua dan Jatim dijadikan juara bersama," katanya.Sampai berita ini diturunkan, dewan hakim PB PON dengan teknik PSSI dengan melakukan pertemuan membahas sikap dan keinginan Papua dan Jatim itu. Tetapi, yang harus diingat, di Indonesia tidak mengenal adanya juara bersama.Dan, alasan Papua dan Jatim menjadi juara bersama juga tidak beralasan. Pertnadingan mereka ditunda karena hambatan teknis yakni soal lampu stadion. Tetapi, berdasarkan keterangan panpel pertandingan sepakbola, kedua tim sudah diberi pilihan saat 2 x 45 menit kedudukan 1-1. Mau langsung melakukan adu pinalti atau perpanjangan waktu. Dan, kedua tim memilih perpanjangan waktu. Jadi, kondisi alam tak dapat dilawan. Jadi, sangat wajar jika pertandingan ditunda dan dilanjutkan."Ada dua hal yang harus dilihat dari persoalan ini. Kesiapan panpel memang diragukan, tetapi tidak ada alasan yang kuat jika Papua dan Jatim minta juara bersama," kata seorang pengurus PS Palembang kepada detikcom dalam sebuah perbincangan di Media Center PON XVI."Saya pikir keinginan itu merupakan cermin ketakutan masing-masing official tim yang dibebani target mendali emas," tambahnya. (key/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads