LO Ini Tetap Semangat, Meski Upah Belum Jelas

Islamic Solidarity Games

LO Ini Tetap Semangat, Meski Upah Belum Jelas

- Sport
Selasa, 01 Okt 2013 11:23 WIB
detiksport/amel
Palembang - Di balik penyelenggaraan Islamic Solidarity Games 2013 ada kisah menarik tentang Liaison Officer (LO) yang berhubungan dengan negara-negara peserta. Meski upahnya belum jelas, mereka tetap semangat melaksanakan tugasnya.

ISG sejatinya diikuti oleh 39 negara Islam di seluruh dunia. Sebagian besar atlet tinggal di wisma atlet, Jakabaring, walaupun ada pula yang menginap di sejumlah hotel. Untuk setiap negara dan per cabang olahraga disediakan seorang LO, yang selalu menemani hampir setiap aktivitas mereka selama di Palembang.


Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Zaki Ozaka, seorang LO asli Palembang yang bertugas sebagai mediator untuk negara Suriah khusus cabang olahraga karate.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan ISG ini butuh LO khusus bahasa Arab dan Prancis. Kebetulan sesuai jurusan kuliah saya,. Jadi saya mencoba daftar khusus LO yang mampu berbahasa Arab sekalian mempraktekkan materi kuliah saya yang selama ini saya dapatkan," ujar Zaki saat berbincang-bincang dengan detiksport.

Dia kemudian memilih pekerjaan sementara itu, meski belum diketahui berapa jumlah gaji yang akan dia terima.

"Pertama saya cari tahu. Kabarnya KONI yang mengatur. Tapi saya belum tahu dapat gaji berapa. Sekarang saya sukarela saja mengingat sebagai tuan rumah. Jadi saya ikhlas saja," lanjutnya.

Kendati begitu, Zaki mengaku tidak ingin terlalu memikirkan masalah gaji tersebut. Menurutnya itung-itung pekerjaan itu sebagai tempat belajar.

"Yang penting bahasa Arab saya makin lancar. Jadi komunikasi dua arah berjalan baik," sahutnya.

Selama bekerja sebagai LO, dia mengaku banyak pengalaman yang didapatkan. Walaupun sudah fasih berbahas Arab, dia menyebut dirinya terkadang sering mengalami miskomunikasi dengan para atlet Suriah itu.

"Mereka itu terkadang keras kepala. Misalnya saya sudah memberitahu tapi mereka tidak mau mendengarkannya. Karena watak mereka keras. Jadi kadang saya jadi salah komunikasi," kata mahasiswa Muhammadiyah Palembang itu.

"Kadang ada teman LO lainnya yang pernah dimarahi oleh atletnya. Karena LO-nya tidak mengerti apa yang dimaksud atlet itu. Tapi mereka tidak pernah berlaku kasar kok."

Untuk menjadi seorang LO, Zaki menyatakan dirinya harus rela meninggalkan pekerjaan sebenarnya sebagai pedagang. Namun dia mengaku sangat senang dengan pekerjaannya itu.

"Senang karena saya jadi banyak teman. Bahasa Arab saya makin lancar. Terkadang sering diberi hadiah oleh atlet-atlet seperti suvenir sebagai kenang-kenangan."

Akan tetapi, pekerjaan LO yang digeluti Zaki pun akan segera berakhir mengingat ISG bakal ditutup hari ini, Selasa (1/10). Maka dari itu, dia akan berusaha mencari kejelasan kapan gajinya akan dibayar.

"Sepanjang yang kami dengar, kami akan dibayar Rp 200 ribu per hari. Tapi nanti kami akan dibayar setelah event ini selesai. Karena besok sudah penutupan, nanti kami cari tahu lagi," kata pria berusia 27 tahun itu.

(ads/a2s)

Hide Ads