Umar Syarief Dinobatkan MURI Jadi Atlet Karate Nasional Terlama

Umar Syarief Dinobatkan MURI Jadi Atlet Karate Nasional Terlama

- Sport
Sabtu, 15 Mar 2014 16:24 WIB
Jakarta - Karateka nasional Umar Syarief mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai atlet karate nasional terlama. Dia pun mengaku bangga dengan penghargaan itu.

Karier Umar sebagai karateka sudah berlangsung selama 17 tahun. Bertempat di Hall Volley Indoor Senayan, Sabtu (15/3/2014), dia pun diberi satu penghargaan oleh MURI atas prestasinya itu.

"Ya selama 17 tahun saya berkarir, saya merasa bangga dan terhormat. Karena dengan waktu yang lama itu tidak gampang untuk mempertahankan prestasi. Jadi buat saya penghargaan ini luar biasa bagi kehidupan saya," kata Umar disela Karate Coaching Clinic di Senayan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah prestasi sudah banyak dicetak oleh Umar selama berkarier. Contohnya, dia tercatat 12 kali meraih medali emas di ajang multievent SEA Games sejak tahun 1997, juara pertama Kejuaraan Asia, dua kali juara Eropa Master Cup, juara Pertama di Kejuaraan Swiss, Australia Champions Cup, dan juga dua kali Asian Games.

Namun, mempertahankan prestasinya itu juga tak mudah. Kedisplinan,kerja keras, dan dukungan dari keluarga menjadi motivasi tersendiri untuk dirinya.

"17 tahun saya mempertahankan itu tidak gampang tanpa kerja keras,disiplin dan pengorbanan. Sampai enam kali operasi ligamen, saya mungkin tak akan berhasil," ungkap Umar.

"Saya juga tidak akan berhasil tanpa dukungan dari orang tua saya, mereka berdoa pagi, siang, dan malam untuk keberhasilan saya. Tanpa mereka saya tidak mungkin berdiri di sini. Makanya saya mengucapkan terimakasih sekali,"jelasnya.

Meski bangga, namun hati kecil Umar tak bisa dibohongi. Ia ingin sekali ada atlet-atlet lain yang bisa mengikuti jejaknya. Utamanya atlet-atlet karate muda dari daerah. β€Ž

"Sebenarnya perkembangan karate tahun ini sudah mulai bagus. Tapi kebanyakan di Indonesia yang menonjol perguruan jadi ada keegoan, kasian bibit-bibit dari daerah yang muncul. Sebenarnya mereka punya skill dan potensi, tapi tidak bisa dikeluarkan," ungkap Umar.

"Ini karena sistemnya yang tidak diubah. Kita itu perlu kompetisi reguler, kompetisi internasional. Oke, kita akui mereka hebat di dalam, di luar mereka tidak jago."

"Itulah saya selalu bilang juara PON selalu atlet pelatnas. Karena mereka rutin kompetisi, latihan sebelum pelatda. Mungkin kalau sistemnya dirubah, dari nol sudah dibina, saya yakin juara-juara PON lebih merata," jelasnya.

Peraih medali emas SEA Games 2013 ini juga menyoroti, soal minimnya coaching clinic atau seminar karate.

"Jepang saja yang punya karate semua pemain top dunia didatangkan, mereka memberikan wawasan baru. Kenapa Indonesia tidak terpanggil untuk buat coaching clinic atau seminar soal karate?" tanya Umar.

"Karena tidak hanya kita saja yang merasakan. Tapi juga daerah akan ikut merasakan. Saya pikir, tdak ada kata terlambat, tergantung atletnya. Dia pengen gak jadi atlet profesional. Saya berharap tahun 2014, lebih terbuka untuk satu tujuan yaitu prestasi," tutupnya.

(mcy/cas)

Hide Ads