Rona Siska Sari: Wajah Lama Pelatnas, Calon Debutan Asian Games

Rona Siska Sari: Wajah Lama Pelatnas, Calon Debutan Asian Games

- Sport
Kamis, 27 Mar 2014 15:14 WIB
detikSport/Mercy Raya
Jakarta - Rona Siska Sari melepas anak panahnya, sejurus kemudian anak panah yang ditembakkannya menancap di papan mengenai garis melingkar mendekati tengah sasaran.

Tak puas, Rona kembali membuat ancang-ancang untuk melepas anak panahnya. Kali ini anak panah melesat dan sampai ke papan lalu menancap di lingkaran paling tengah. Paras wajahnya langsung merona, menyesuaikan namanya.

Rona saat ini tengah dipersiapkan untuk menghadapi Asian Games di Incheon, September mendatang. Bersama pemanah lainnya ia tampak konsentrasi mengolah busur dan anak panahnya demi meningkatkan akurasi saat ditemui detikSport, Kamis (27/3/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya kalau anak panahnya hanya enam, saya bisa lepaskan 200 tembakan anak panah ke papan. Itu latihan pagi sore. Kalau jumlah anak panahnya satu lusin (12) kemungkinan bisa sampai 300," kata Rona ketika berbincang-bincang dengan detikSport, di lapangan panahan.‎

Rona bukanlah orang baru di pelatnas. Dia sudah ikut pelatnas sejak tahun 2003, hanya saja dia kerap keluar masuk hingga empat kali.

Terakhir Desember tahun lalu, ketika dipersiapkan untuk multievent SEA Games di Myanmar. Kala itu, Rona turun di nomor compound beregu putri bersama Sri Ranti, dan Dellie Threesyadinda.

Mereka berhasil membawa pulang satu medali emas, meski pada awalnya mereka tak ditargetkan.

"Saya juga engga menyangka, kok bisa? karena saat itu yang ditargetkan cuma recurve mix, individu, tim, dan compound individu. Tapi memang jalan Tuhan itu beda, kita punya rencana tapi Tuhan maunya begini," cerita Rona mengenang keberhasilannya bersama rekan pemanah di timnya, di Myanmar.‎

Mengawali tahun ini, peraih medali emas Indonesia Open 2012 di Bali ini kembali masuk dalam daftar atlet pelatnas Asian Games, yang lolos melalui portofolio oleh Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).‎

Namun bukan karena keberhasilannya saja merebut emas di SEA Games 2013. Awal tes yang digelar awal Januari oleh PP Perpani, wanita kelahiran Padang, 16 November 1980 ini berhasil melebihi skor limit yang ditetapkan Perpani yakni 1.375. ‎

"Awal tes pertama itu saya mencapai 1.378, makanya latihan ini bagaimana bisa stabil dengan hasil itu. Sembari meningkatkan VO2 Max. Bahkan harusnya ditingkatin,"sahutnya.‎

Namun hal itu juga tidak mudah. Waktu yang menyisakan lima bulan, Rona harus pintar-pintar memanfaatkan waktu. Apalagi Asian Games kali ini merupakan debutannya, sekaligus pertama kali juga nomor compound dipertandingkan.‎

"Mudah-mudahan waktunya cukup," sebutnya.

"Karena saya sudah menghabiskan waktu banyak di lapangan, keluarga ditinggal, padahal rumah di Jakarta tapi saya pilih tinggal di Century supaya lebih fokus," terangnya.

"Saya latihan di sini karena diberi tanggung jawab, makanya saya mengikuti program yang sudah dibuat oleh pelatih. Tinggal kitanya untuk fokus dan kosentrasi latihan," katanya.

Namun Rona belum bisa berkumpul bersama rekan-rekannya di nomor compound beregu karena Dellie belum bisa bergabung latihan di Jakarta. Dellie bersama pemanah lainnya yakni Ika Yuliana, Della Adisti Handayani, Diananda Chairunisa, Erwina Safitri, IGNP Praditya, dan Catur Wuriadinugroho masih berlatih di Jawa Timur.

"Iya, yang compound putri baru saya dan Sri Ranti yang sudah latihan bareng di Jakarta, sejak tiga minggu lalu. Dellie masih di Jawa Timur. Bagusnya sih kumpul semua di sini, supaya kita lebih kompak lagi," katanya.

"Tapi sebenarnya yang penting tetap latihan, banyakin nembak dan tingkatkan fisik. Kalau masalah target, saya tidak mau mendahului Tuhan. Yang penting lakukan terbaik," simpulnya.‎

(mcy/din)

Hide Ads