Panahan Terancam Tak Ikut Asian Games

Panahan Terancam Tak Ikut Asian Games

- Sport
Selasa, 08 Apr 2014 02:56 WIB
Jakarta - Tim panahan Indonesia terancam dicoret dari daftar cabang olahraga pelatnas Asian Games 2014 terkait persoalan internal yang terjadi di tubuh PP Perpani (Persatuan Panahan Indonesia).

Satlak Prima telah menetapkan 154 nama yang diproyeksikan dalam pelatnas Asian Games 2014 dalam Surat Keputusan nomor 5 tahun 2014 per 1 Februari. Termasuk di dalamnya adalah 12 atlet panahan yang lolos melalui data prestasi.

Sayangnya, meski SK sudah diturunkan, pelatnas yang harusnya dilakukan secara sentralisasi di Jakarta, 1 Maret lalu, justru tidak diikuti semua atlet panahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat atlet proyeksi Asian Games sudah melakukan latihan di Jakarta, sementara delapan atlet lainnya tak hadir dan masih berlatih di Jawa Timur. Padahal PP Perpani sendiri sudah melakukan dua kali pemanggilan kepada atlet daerah untuk latihan terpusat. Namun hal itu seperti tak digubris Perpani Jawa Timur dan akhirnya memicu konflik di antara pengurusnya.

Melihat persoalan itu Satlak pun turun tangan untuk memanggil kedua pengurus tersebut secara terpisah, Senin (7/4) siang, di Kantor Kasatlak Prima.

Hasilnya, Satlak meminta keduanya untuk segera merampungkan masalah tersebut hingga akhir bulan nanti.

"Saya sudah bertemu dengan mereka (Perpani Pusat dan daerah. Saya bilang kepada mereka kalau masih tak berpikir untuk bangsa, lebih baik panahan tidak ikut Asian Games dulu," kata Kepala Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Suwarno. ketika dihubungi, Senin (7/4) malam.

Suwarno menyadari jika panahan absen akan mengurangi peluang medali Indonesia di Asian Games. "Tapi kalau tidak akur, ya sama saja. Ini malah mengganggu persiapan atlet. Makanya saya harap ini bisa rampung," tegasnya.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Satlak Prima, Johansyah mengungkapkan hal senada. Menurutnya, kedua belah pihak yang berseteru harusnya dewasa dalam bersikap serta memikirkan nasib para atlet.

"Perpani Jatim dan Perpani pusat harus dewasa dalam menyelesaikan masalah ini. Kalau masih ribut-ribut lebih baik tidak usah berangkat saja," cetus Johansyah.

(mcy/mrp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads