Angkat Besi Akan Lakukan Tes Prestasi

Angkat Besi Akan Lakukan Tes Prestasi

- Sport
Selasa, 08 Apr 2014 18:04 WIB
Jakarta -

PB PABBSI akan melakukan evaluasi latihan untuk para lifter yang diproyeksikan berangkat ke Asian Games 2014. Evaluasi tersebut akan dilakukan dalam bentuk tes prestasi, 8-10 Mei mendatang di Jakarta.

Angkat besi jadi salah satu dari 21 cabang olahraga yang diproyeksikan akan bertanding di Asian Games. Karena itu, pengurus maupun tim pelatih angkat besi menyiapkan diri dengan maksimal.

Salah satu persiapannya termasuk mengagendakan program latihan. Nah, di sela program tersebut PB PABBSI juga telah menyiapkan beberapa tes untuk mengetahui perkembangan latihan para atletnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain training camp, kita akan melakukan beberapa tes. Terdekat Mei nanti kita melakukan tes prestasi, ini untuk melihat total angkatan dari masing-masing atlet,"β€Ž kata manajer pelatnas Asian Games, Dirdja Wihardja, usai rapat koordinasi terkait program latihan bersama Satlak Prima, di Kantor PP ITKON, Senayan, Selasa (8/4/2014).

Setelah itu, lanjut dia, para atlet akan dipersiapkan dalam rangka Kejuaraan Nasional di Medan pada bulan Juni. "Kalau untuk Kejurnas ini selain evaluasi sekaligus seleksi pembentukan tim inti Asian Games. Rencananya sebelum puasa."

β€ŽSementara untuk program training camp, Dirdja menyampaikan akan membawa atletnya ke China untuk diberi pelatihan khusus oleh pelatih asing asal China, Huang Qiang Hui, yang pernah bertugas untuk mempersiapkan para atlet angkat besi Indonesia menuju SEA Games di Myanmar.

"Kita akan ada dua kali training camp jadi setelah dari China, Agustusnya kita langsung ke Korea, sebelum akhirnya tim langsung ke Incheon menuju Asian Games," kata Dirdja.

Dari program yang sudah dipaparkan, Dirdja mengakui memang belum sepenuhnya disetujui pemerintah. Hal ini terkait anggaran yang belum turun.

"Masalah disetujui atau tidak? Kembali lagi, mau medali emas atau apa? Kalau mau medali, ya paling nggak dukungan akomodasinya, lah. Seperti nutrisi sama suplemennya-lah dipenuhi, ini 'kan belum."

Mengingat beberapa atlet berhasil menyumbang emas di Myanmar, dan kini dinilainya mengalami peningkatan, Dirdja berharap pemerintah serius memperhatikan kebutuhan tim angkat besi.

Dirdja kemudian mengambil contoh Sri Wahyuni yang meraih emas di Myanmar di kelas 48 kg. "Total angkatan Yuni itu196 kg. Padahal juara dunia yg dipegang China saja, 199 kg. Sementara rangking dua dunia 198, istilahnya masih bisa dikejar."

"Makanya, dari program inilah diharapkan semuanya bisa dipertahankan, dan tentu harusnya dengan dukungan pemerintah juga. Kalau tidak ada dukungan, ya tidak bisa. Kembali lagi pertanyaan saya mau medali atau tidak?" simpulnya.

(mcy/roz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads