Hingga kini, 38 hari jelang Asian Games 2014, peralatan yang dibutuhkan atlet untuk latihan dan tanding di pelatnas masih terkendala. Kondisi tersebut terasa mengenaskan karena di tengah tuntutan agar atlet berprestasi, penyediaan sarana latihan justru sangat lambat. Pelatnas beberapa cabang memang sudah dilakukan sejak lama, namun efektivitasnya jadi dipertanyakan.
Terlunta-luntanya kebutuhan peralatan latihan dan tanding atlet disebabkan aturan soal keharusan penyediaan barang-barang tersebut melalui lelang. Sayangnya, proses lelang yang harusnya sudah dilakukan sejak lama batal karena tidak ada penawaran. Pemerintah sudah membuka lelang tahap kedua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa terlambat? Karena kami tidak bisa menemukan sendiri. Harus koordinasi dengan PB/PP cabang olahraga. Makanya ada tarik ulur juga, apalagi anggaran kita cuma Rp 24 miliar, sekian. Kemudian permintaan sangat tinggi. Sementara proses juga butuh waktu lama, itulah yang saya bilang konsekuensi," urainya.
Ini merupakan kali kedua secara beruntun pengadaan alat latihan dan tanding untuk atlet terkendala. Kondisi seruap terjadi saat digelar pelatnas SEA Games di Myanmar, akhir 2013 lalu.
"Ya, kita kan tidak bisa berdiri sendiri," kata Djoko menanggapi terulangnya keterlambatan peralatan. "Yang jelas kami akan memprioritaskan cabang-cabang yang potensi. Seperti bowling, mungkin. Tapi kami harapkan peralatan bisa keluar secara bersamaan."
Proses tender untuk penyediaan kebutuhan atlet sudah dilakukan, termasuk pengumuman lelang. Namun itu bukan berarti segalanya akan lancar.
"Tapi Jumat (8/8/2014) lalu proses tender sudah dilakukan dan sudah ada pengumuman lelang. Harapan kita kan kalau tidak ada proses sanggah pengadaan peralatan bisa disediakan. Tapi normalnya, karena yang menang adalah penawar terendah sehingga kami harapkan tidak ada sanggah. Tapi ini terus berjalan dan diharapkan bisa cepat," tambahnya.
(mcy/din)











































