Kasak-kusuk sosok menteri olaharga pun mencuat. Dari kriteria ideal hingga menyebut nama yang diinginkan. Apalagi, presiden terpilih Joko Widodo membuka forum terbuka untuk menjaring anggota kabinet melalui media sosial.
Masyarakat juga tak tinggal diam. Laman Facebook 'Kabinet Alternatif Pilihan Rakyat' memunculkan nama-nama pilihan yang dinilai layak menduduki kursi menteri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan belum ada bocoran apakah kementerian ini akan tetap dipertahankan. Menilik sejarah, kementerian olahraga tak selalu ada. Pernah suatu kali olahraga ditempatkan di bawah menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai direktorat jenderal olahraga. Label pun pernah berganti dari suatu kali menteri olahraga (saja), lalu menjadi menteri pemuda dan olahraga (menpora).

Berbeda dengan menteri-menteri sebelumnya, kali ini (jika ada) menteri olahraga bakal mempunyai kerja jauh lebih besar. Pertama, Indonesia menjadi calon kuat Asian Games 2018 dan kedua, menteri olahraga mempunyai tugas untuk mengembalikan tradisi medali emas Olimpiade 2016.
Padahal olahraga Indonesia masih dibayangi sederet persoalan klasik yang itu-itu saja. Pembinaan, pendanaan, manajemen induk cabang olahraga, dan situasi yang kurang harmonis dalam internal lembaga olahraga.
"Menteri Olahraga yang baru dihadang kerja besar. Ada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Asian Games dua tahun kemudian. Presiden harus memilih sosok yang tepat dengan misi sukses di dua ajang itu," kata pengamat olahraga Tommy Apriantono.
Senada, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo juga menyarankan agar pemerintah tak salah pilih. Nama Indonesia yang menjadi taruhannya.
"Jangan sampai kesanggupan kita menggantikan Vietnam sebagai tuan rumah Asian Games malah jadi blunder. Kalau ada kesalahan sedikit saja, bisa jadi entah berapa tahun lagi kita akan dipercaya menjadi tuan rumah Asian Games," kata Rita.
Jokowi sendiri mengisyaratkan untuk menunjuk seseorang yang memahami tugas dalam posisinya. Selain itu, ada komunikasi dengan menteri sebelumnya.
"Mestinya (pejabat) yang lama menyampaikan ini ada persoalan lama yang sudah selesai, ini persoalan yang ada, dan ini yang perlu diperbaiki. Sehingga ketika kita masuk ke perkerjaan atau amanah yang baru, kita bisa langsung kerja. Tidak perlu harus belajar dulu enam bulan, bahkan ada yang belajar sampai setahun," ucap Jokowi.
Bagaimana kriteria Anda?
(fem/a2s)











































