Bromo Marathon, Bukan Sekadar Event Olahraga

Bromo Marathon, Bukan Sekadar Event Olahraga

- Sport
Jumat, 22 Agu 2014 13:27 WIB
Bromo Marathon, Bukan Sekadar Event Olahraga
Jakarta - Gelaran Bromo Marathon selalu bermuatan lebih dari sekadar ajang olahraga dan kampanye kebugaran maupun kesehatan. Ada muatan kegiatan sosial kemasyarakat pula di dalamnya.

Ketika menggagasnya di tahun 2013, pihak penyelenggara Bromo Marathon menjadikan event ini sebagai sebuah upaya memberdayakan pendidikan masyarakat sekitar, khususnya Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.

Dituturkan founder sekaligus co-director Bromo Marathon, Dedik Kurniawan, tahun lalu semua keuntungan penyelenggaraan dipakai untuk membangun perpustakaan di tujuh sekolah dan perpustakaan umum kecamatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tetap memilih sekolah karena menurut kami pendapatan tahun lalu belum cukup. Pemasukan Bromo Marathon tahun lalu hanya sekitar Rp 75 juta, sekarang kami menargetkan 200 juta," tutur Dedik kepada detiksport.

Selain dari uang pendaftaran dan juga donasi dari para sponsor, misi sosial Bromo Marathon juga diwujudkan dengan membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin menjadi relawan event, untuk ditempatkan di berbagai pos seperti kesehatan, informasi, monitoring rute trek, logistik, dan lain-lain.

Misi lain adalah membantu pemerintah setempat untuk meningkatkan jumlah wisatawan untuk berkunjung ke Bromo sebagai salah satu top destination di Indonesia, khususnya melalui rute Tosari-Pasuruan.

"Yang tak kalah penting buat kami adalah, event ini juga bisa ikut memperkenalkan budaya lokal dengan segala potensi yang dimilikinya, kepada masyarakat luas dan wisatawan," tambah Dedik.

Itu sebabnya, pada malam sebelum perlombaan akan digelar "Tengger Art and Culture Festival" di kawasan Bromo. Festival tersebut akan mempertontonkan budaya Tengger yang kaya, melalui berbagai lagu dan tarian yang menceritakan kisah-kisah Tengger tradisional.

Untuk mengenalkan potensi pertanian lokal, lanjut Dedik, pihak panitia sudah menyiapkan sebuah trofi khusus untuk para pemenang. Trofi itu berupa paket sayur-mayur hasil olahan masyarakat setempat, seperti kentang, brokoli, wortel, kol, dan daun bawang.

"Ini akan menjadi trofi khas Bromo Marathon, selain tentu saja medali dan hadiah lain dari pihak sponsor untuk para pemenang. Kami yakin, para peserta akan suka dengan ide ini, membawanya pulang ke rumah masing-masing, termasuk yang dari luar negeri," tutur Dedik.



Bromo Marathon tahun ini digelar pada hari Minggu, 7 September, dengan waktu start pukul 07.00 waktu setempat. Ada tiga kategori lomba: full marathon, half-marathon, dan 10K. Lomba ini diperkirakan diikuti lebih dari 1.500 peserta dari dalam maupun luar negeri.

(a2s/mrp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads