Soft tenis menjadi salah satu cabang yang dimainkan di Asian Games XVII/2014 Incheon, Korea Selatan. Sebanyak tujuh medali emas diperebutkan dalam cabang olahraga ini. Menilik pencapaian tuan rumah di level Asia, merekalah yang menjadi penguasa saat ini.
Padahal olahraga itu lahir dan berkembang di Jepang tahun 1885. Salah satu jenis cabang olahraga permainan itu serupa dengan tenis lapangan (lawn tennis) tapi tak identik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, untuk raket yang digunakan, diameter lingkaran raket soft tennis lebih kecil, Bobotnya juga lebih ringan. Selain itu, tali senarnya lebih kendor ketimbang tenis.
“Saat bola dipukul, akan terasa lebih enak ketimbang memukul bola tenis yang sedikit lebih berat," jelas Gularso, pelatih pelatnas soft tennis, kepada detikSport.
Tapi soal harga, bola dan raket untuk soft tennis relatif lebih mahal. Sebab, tak satupun toko olahraga yang sudah menyediakan raket dan bola sof tennis. Jika dikonversi ke rupiah, harga satu bola mencapai Rp 60 ribu. Sebagai gambaran harga bola tenis berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu. Harga raketnya sekitar Rp 2 juta.
Satu lagi yang membedakan tenis lapangan dengan soft tennis pembagian tugas antara pemain satu dan dua dalam soft tennis. Tapi, aturan ini bukan harga mati.
"Kalau soft tenis klasik seperti Jepang dan Korea mereka memainkan dengan tugas dua pemain yang dibedakan, ada front player dan back player. Kalau kita kan tidak, dua-duanya di depan seperti tenis lapangan,” beber dia.
Hanya urusan lapangan yang tidak repot. Soft tennis bisa dimainkan di lapangan untuk tenis lapangan.
Nah, di Indonesia sendiri belum ada usaha serius untuk mempopulerkan olahraga itu. pernah ambil bagian dalam Asian Games 1994 di Hiroshima, Jepang, soft tennis mulai dimainkan lagi menjelang SEA Games 2011 di Jakarta.
Malah, PP PSTI juga baru terbentuk Desember tahun lalu. Tepatnya ketika digelar Musyawarah Nasional (Munas) PESTI di Jakarta, 21-22 Desember. Dalam Munas tersebut Martuama Saragi terpilih menjadi Ketua Umum PP PESTI dengan masa jabatan 2013-2017.
Padahal, soft tennis bukanlah olahraga baru di Asian Games. Soft tennis konsisten dipertandingkan sejak Asian Games 1990 di Beijing, China. Dalam prosesnya, Korea Selatan hampir selalu menguasai perolehan medali. Negeri Ginseng hanya kehilangan gelar juara umum pada Asian Games 2006 di Doha, Qatar.
“Soft tennis sangat popular di Korea Selatan. Seperti sudah menjadi olahraga masyarakat dan anak-anak kecil sudah memainkannya,” terang Gularso.
(mcy/fem)