Tugas Dedeh Erawati dkk. Membayar Kegagalan Empat Tahun Silam

Menuju Asian Games 2014

Tugas Dedeh Erawati dkk. Membayar Kegagalan Empat Tahun Silam

- Sport
Kamis, 11 Sep 2014 13:57 WIB
Tugas Dedeh Erawati dkk. Membayar Kegagalan Empat Tahun Silam
LIU JIN/AFP/Getty Images
Jakarta - Tiga atlet putri menjadi tumpuan atletik dalam berebut medali di Asian Games XVIII/2014 Incheon, Korea Selatan. Dedeh Erawati dkk. digadang-gadang bisa menebus nirmedali empat tahun lalu di Guangzhou.

Penampilan para atlet atletik Indonesia naik turun di Asian Games. Dari 16 edisi yang sudah dilewati, atletik 'baru' mampu mendonasikan medali dari enam edisi. Puncak prestasi tercipta ketika Indonesia menjadi tuan rumah pada Asian Games 1962 di Jakarta. Sebanyak dua emas dan enam perunggu diraih. Muhammad Sarengat menjadi bintang kala itu.

Emas baru bisa dipetik kembali 36 tahun kemudian. Di Asian Games 1998 Supriyati Sutono mempersembahkan medali emas dari nomor 5.000 meter putri. Satu perak didonasikan oleh estafet 4x400 meter putri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika disimak, tim 'Merah Putih' sudah merintis medali di Asian Games 1951. Kala itu, Maram Sudarmodjo dkk. menggondol lima perunggu.

Dedeh dan Rini Budiarti serta Maria Natalia Londa pun digadang-gadang untuk meneruskan siklus tersebut. Apalagi, empat tahun lalu, tak satupun medali dibawa pulang.

Di atas kertas, peluang untuk itu cukup terbuka. Dedeh yang punya nomor spesialis di 100 lari meter gawang mempunyai catatan waktu yang lebih oke dibandingkan peraih emas Kejuaraan Asia 2013 di Pune, India.

Dedeh mempunyai catatan terbaik 13,18 detik sedangkan sang juara Asia Ayako Kimura dari Jepang butuh waktu 13,25 detik untuk melahap lintasan.

Menilik catatan waktu di Asian games 2010 Guangzhou, peraih emas juga Lee Yeon Kyung mencatatkan waktu 13,23 detik. Jika sanggup menunjukkan penampilan terbaik, Asian Games ini akan jadi kesempatan Dedeh untuk membayar kegagalan di Guangzhou dengan tak masuk tiga besar.

Rini Budiarti yang akan turun di nomor 3.000 meter lari halang rintang juga menyimpan kans untuk meraih perak. Dari catatan waktu yang diraih pada Kejuaraan Nasional Atletik tahun ini, atlet asal Jawa Tengah itu membuat catatan waktu 10 menit dan 0,2 detik. Catatan waktu itu lebih oke dibandingkan peraih medali perak Kejuaraan Asia 2013 Sudha Singh dari India yang membukukan waktu 10 menit 9 detik.

Sudha yang meraih emas empat tahun lalu berlari lebih cepat. Dia hanya butuh waktu 9 menit dan 55,47 detik.

Bagaimana peluang Maria Natalia Londa yang turun pada dua nomor, lompat jauh dan lompat jangkit? Maria juga punya bekal yang oke ke Incheon, utamanya di nomor lompat jangkit.

Maria bisa melompat sejauh 14,17 meter alias hanya tertinggal 0,01 meter dari peraih emas di Kejuaraan Asia 2013 Anastasiya Juravleva (Uzbekistan). Tapi Maria masih jauh tertinggal dibandingkan peraih emas Asian Games empat tahun lalu. Olga Rypakova dari Kazakhstan bisa melompat sejauh 14,78 meter.

Tapi lompatan Maria itu lebih bagus dibandingkan peraih perunggu, Thitima Muangjan, dari Thailand (13,85 meter).

"Kami berangkat tentu ada target, para atlet juga sudah paham itu. Tapi jangan sampai mereka terbebani," kata Tigor Tanjung, sekjen PP PASI.



(fem/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads