Umar Syarief Sebut Kegagalan Karate Buah Kerja Sama Menpora, KONI/KOI, dan Forki

Umar Syarief Sebut Kegagalan Karate Buah Kerja Sama Menpora, KONI/KOI, dan Forki

- Sport
Rabu, 08 Okt 2014 13:53 WIB
Soe Than WIN/AFP/Getty Images
Jakarta - Karate hanya mampu membawa pulang satu perak dari Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Mantan karateka nasional Umar Syarif menilai hasil tak memuaskan itu diakibatkan kegagalan lembaga olahraga menangani atlet berprestasi.

Satu-satunya medali itu disumbangkan Fidelys Lolobua dari nomor kata perorangan. Nomor kumite yang meraih medali empat tahun lalu tak berkutik.

Umar sebagai penyumbang perak di Asian Games 2010 di Guangzhou sudah memprediksi hasil yang diraih itu. Sebab, menurut dia, persiapan karate ke Incheon sama sekali tak ideal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sangat menyedihkan dengan pemerintah yang tak mendukung perjuangan atlet. Tapi, saya tak hanya menyesalkan sikap menpora yang tidak mendukung dengan maksimal, KONI, KOI dan pengurus Forki sendiri tak mampu membuat potensi yang dimiliki menjadi sebuah prestasi," kata Umar kepada detikSport.

"Sistem yang dibangun sudah tak jelas. Pemilihan atlet, penunjukkan pelatih, dan turnamen yang tak rutin menjadi persoalan yang mengemuka. Ditambah sistem kontrak atlet dan pelatih yang tidak jelas, manajer yang tak tahu perkembangan karate di level internasional.

"Padahal soal dana karate seharusnya tak kesulitan karena kami dapat sponsor dari BRI. Artinya dana ada tapi kenapa mengandalkan dari menpora yang setiap tahun memang akan terlambat cairnya. Ini sangat menggelikan," tutur Umar.

Dia pun mengingatkan agar Forki, KONI, KOI, dan Menpora segera berbenah. Apalagi Indonesia akan jadi tuan rumah pada Asian Games 2018.

"Emas bukan hal yang tidak mungkin asal sistemnya berjalan dengan baik. Peatih harus yang berkualitas, bisa kombinasi pelatih lokal dan asing. Juga turnamen rutin untuk para karateka nasional," harap pemilik 12 keping emas SEA Games itu.

(fem/rin)

Hide Ads