Tanpa pengalaman di organisasi keolahragaan, Imam Nahrawi telah ditunjuk Presiden RI Joko Widodo sebagai menteri pemuda dan olahraga (menpora) di Kabinet Kerja. Meski begitu ia tahu bidang barunya ini masalah rumit.
Hal itu dikatakan Imam di acara serah terima jabatan dengan menpora sebelumnya, Roy Suryo, di kantor Kemenpora di Jln. Gerbang Pemuda Asia-Afrika, Senayan, Jakarta, Rabu (29/10/2014) siang.
"Saya sudah membayangkan sebelumnya bahwa ini (olahraga) sesuatu yang rumit, sesuatu yang menurut saya lumayan berat," ujar pria berkumis tipis kelahiran Bangkalan, Madura, berusia 41 tahun itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam situs nahrawicenter.com, Imam tidak tercantum punya sejarah mengurusi olahraga. Riwayat organisasi yang ia miliki adalah di PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan kemudian Partai Kebangkitan Bangsa. Ia pernah menjadi anggota DPR RI sejak tahun 1999, tapi tidak pernah berada di Komisi X yang membawahkan antara lain urusan olahraga, melainkan Komisi V yang mengurusi perhubungan, PU, perumahan rakyat, dan pembangunan desa, serta iklim.
Pada saat namanya diumumkan Presiden Jokowi sebagai menpora baru pada hari Minggu (26/10) lalu, di Sleman terjadi pertandingan "sepakbola gajah" di kompetisi Divisi Utama, antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang. Lima gol tercipta di laga itu, dan semuanya dari bunuh diri yang disengaja. Kejadian yang sangat memalukan itu sampai diangkat media-media luar negeri.
Beberapa hari sebelum ada "gajah di lapangan sepakbola", satu orang tewas dalam kerusuhan suporter sepakbola di Solo, yang menambah panjang daftar korban berdarah di dunia sepakbola Indonesia. Sebelumnya, kontingen Indonesia "nyangkut" di peringkat 17 di Asian Games 2014.
(mcy/a2s)











































