Ketika Kantor Detikcom 'Disidak' Menpora

Ketika Kantor Detikcom 'Disidak' Menpora

- Sport
Kamis, 06 Nov 2014 19:22 WIB
Ketika Kantor Detikcom Disidak Menpora
Foto-foto: Reno Hastukrisnapati
Jakarta -

Tanpa pemberitahuan sebelumnya, tahu-tahu Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyambangi kantor redaksi detikcom tadi sore. Terkait dunia olahraga di Indonesia, ia ngobrol banyak dengan tim detiksport.

Sekitar pukul 15.30 WIB, tim redaksi menerima pesan singkat dari staf Menpora, bahwa Imam Nahrawi akan berkunjung ke kantor detikcom, di Aldevco Octagon Building, Jln. Warung Buncit Raya No. 75, Jakarta Selatan.

Waktu kami tanya kapan, sang staf menjawab, "Ini kami sudah on the way."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejam kemudian Imam dan beberapa stafnya tahu-tahu sudah nongol di bagian resepsionis.

"Wah, kok tidak kasih tahu sebelumnya, Pak. Kami belum siap-siap nih. Jadi serasa disidak menteri," sapa Andi Sururi, redaktur pelaksana detiksport.

"Tidak apa-apa, Mas. Kalau begini 'kan jadinya bisa lebih santai," jawab Imam, yang mengenakan kemeja warna cerah, dibalut jas.

Ia kemudian masuk ke ruangan redaksi. "Assalamualaikum," ia menyapa awak detik yang sedang bekerja.

Selama beberapa menit ia ngobrol dan bercanda-canda dengan kru detik.

"Dulu waktu masih di PKB gampang, kok sekarang sudah jadi menteri sudah banget ditelepon, Pak?" seloroh Thoriq, redaktur politik detiknews.

"Ya, nggak gitu laah, kemarin itu kamu telepon pas saya lagi sibuk kunjungan ke sana-sini," jawab Imam sambil tertawa.



Setelah itu Imam pun berdiskusi dengan tim detiksport dan CNN Indonesia. Diskusi berlangsung "privat" karena tidak seperti kebanyakan pejabat negara saat bertandang ke kantor detikcom, tidak ada staf Imam yang nimbrung dalam diskusi tersebut.

"Kami ingin dapat masukan dari sebanyak-banyaknya pihak soal dunia olahraga kita dan permasalahannya, termasuk dari media dan detikcom," buka Imam.

Ia kemudian melepas jasnya. "Tadi habis dari rapat koordinasi teknis KONI. Di sana dingin banget, makanya pakai jas," cetus pria berkumis tipis itu.

Kami pun ngobrol banyak tentang bidang kerja Imam. Pria kelahiran Bangkalan, Madura, 8 Juli 1973 itu tampak serius menyimak obrolan tersebut, sambil pula menerangkan visi-visi dia untuk membenahi permasalahan yang selama ini jadi hambatan.

"Kita memang harus melakukan revolusi di dunia olahraga. Salah satu yang penting adalah, pengurus olahraga itu jangan jadi urusan olahraga. Pengurus ya harus mengurus olahraga, jangan mereka malahan jadi urusan itu sendiri," tukasnya.



Beberapa hal yang diobrolkan mulai dari dualisme KONI-KOI, bonus atlet, anggaran untuk olahraga, sampai topik yang selalu "hangat", yaitu sepakbola Indonesia yang lebih banyak keruwetannya ketimbang prestasi.

"Sejak jadi menteri olahraga saya jadi lebih sering 'digebuk' via twitter. Apalagi kalau soal sepakbola, mereka ramai-ramai mention saya. Tapi saya senang kok, saya dengarkan, dan jadi semakin tahu," ujarnya.

Setelah kurang lebih satu jam, Imam pun mengakhiri kunjungannya, eh, sidaknya di kantor detik.

"Terima kasih buat detik, saya diterima dengan hangat dan mengesankan," ucapnya.

Sama-sama, Pak. Selamat bekerja!



(fem/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads