Jelang Megaduel, Pacquiao Mengenang Upah Pertama di Ring Tinju

Jelang Megaduel, Pacquiao Mengenang Upah Pertama di Ring Tinju

- Sport
Kamis, 16 Apr 2015 14:42 WIB
FREDERIC J. BROWN/AFP/Getty Images
Las Vegas - Manny Pacquiao menjadi sentimentil dengan makin dekatnya megaduel dengan Floyd Mayweather Jr. Petinju berjuluk 'The Macman' itu mengingat kembali pertama kali mengenal tinju, bayaran pertama, hingga untuk siapa tarung di Las Vegas nanti.
Β 
Pacquiao mencapai sukses karier dan materi dari tinju. Delapan titel juara dunia dari delapan kelas berbeda mengukuhkan kalau dia bukanlah petinju biasa. Otomatis popularitasnya meroket. Soal materi tak perlulah ditanyakan. Forbes menahbiskan dia sebagai atlet dengan bayaran tertinggi ke-13 sedunia di tahun 2013.

Di usianya yang ke-36 dia belum berencana untuk berhenti. Malah, Pacman ditunggu duel paling akbar sejagad 2 Mei tahun ini. Dia akan menghadapi petinju Amerika Serikat Mayweather yang belum pernah kalah sekalipun. Dia membukukan 47 kemenangan dengan 26 di antaranya menang KO/TKO.

Petinju asal Filipina itu mengantongi 57 kali menang, dengan 38 KO, lima kali kalah, dan dua kali imbang. Petinju yang juga dikenal sebagai Pacman itu 'hanya' menang angka dalam tiga partai terakhir dia, dengan dua laga sebelumnya berakhir dengan kekalahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyambut pertarungan itu Pacquiao mengungkap kembali kisah di masa kecil. Ketika perkenalan dengan tinju langsung dimulai dalam sebuah pertarungan liar.

Ketika usianya 12 tahun, dia diminta oleh teman-teman dia untuk bertarung dengan orang lain. Menang kalah akan ada uang yang didapatkan. Jika menang maka dia akan mengantongi uang sneilai 200 peso atau setara dengan USD 2 dan kalau kalah hanya separuhnya.

"Waktu itu aku tak tahu tinju itu apa. Mereka cuma bilang aku akan dapat hadiah dengan hasil apapun, menang atau kalah," kata Pacquiao dalam konferensi pers pada Rabu (15/5/2015) waktu setempat dan dilansir Daily Mail.

Tumbuh dalam keluarga pas-pasan, tawaran itu bak angin surga bagi Pacman. Ya, Pacmkid--Pacman kecil--tumbuh bukan dalam keluarga berharga. Ayah dan ibunya bercerai saat dia masih kecil.

"Kami berangkat ke sana dan aku menang. Aku bawa pulang uangnya dan kuserahkan kepada mama, so dia bisa membeli lebih banyak makanan. Aku enggak pernah bilang dari mana uang itu berasal," kenang dia.

Sejak itu, Pacman kecil rutin jadi petarung. Pamannya yang kemudian mengetahui aktivitas itu mendukung dengan membawakan rekaman video-video pertandingan Muhammad Ali, George Foreman, Evander Holyfield, dan para petinju top lainnya. Pelajaran dari video itu cukup ampuh. Dalam prosesnya Pacquiao menjadi petinju top tak cuma se-Filipina tapi sejagad raya.

"Sampai saat ini, tinju masih menjadi passion-ku. Aku melakukannya demi fans, untuk memberikan mereka tontonan. Bukan demi uang semata. Aku bukan orang yang materialistis," jelas pria yang juga piawai bermain basket dan menyanyi itu.

"Saat kami akan melakoni duel akbar sepanjang sejarah nanti, itu bukan soal berapa besar kami akan dibayar. Tak masalah akan USD 2 atau USD 100 juta. Ini soal apa yang kamu lakukan dengannya. Kami tak akan jadi apa-apa tanpa fans dan pertarungan ini tidak akan jadi heboh tanpa mereka. Makanya, duel harus menghibur. Memang sih ada harga yang harus dibayar.

"Tinju adalah olahraga terbaik yang mengajarkanmu tentang kehidupan. Olahraga ini mengajarkanku kalau kamu akan menerima kembali apa yang kamu berikan kepada orang lain.

"Aku cuma ingin mengirimkan pesan kepada dia (Mayweather Jr.)--tidak ada yang rahasia kok. Kami hanya melakukan tugas. Setelah pertarungan, jika kau bisa bicara dengan dia, aku ingin menyanyikan lagu rohani dengan dia. Aku ingin ngobrol tentang Tuhan, kenapa kami membutuhkan Tuhan," ucap dia.




(fem/roz)

Hide Ads