Hari ini etape pertama International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2015 resmi dimulai. ITdBI tahun ini dijamin lebih seru dan kompetitif.
Puncak tantangan mendaki kaki Gunung Ijen bakal ketat, karena jarak rute ini dibikin lebih pendek.
Tahun lalu etape Gunung Ijen juga ditempatkan pada etape ketiga dengan total jarak tempuhnya mencapai 200 km. Tahun ini, panjang jaraknya dipangkas menjadi 123,5 km. Tujuannya, para pembalap lebih habis-habisan mendaki tanjakan level hors categorie (kategori tertinggi tanjakan di balap sepeda) tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
βTahun lalu para pebalap akan mengatur speed sebelum mendaki Gunung Ijen karena takut kehabisan tenaga saat mendaki. Sekarang itu tidak ada lagi. Mereka mendaki Ijen dengan kekuatan besar. Pemenangnya adalah mereka yang memiliki power besar, bukan endurance,β kata pelatih berlisensi federasi balap sepeda internasional (Union Cycliste Internationale/UCI), yang juga mantan atlet balap sepeda nasional, Puspita Mustika.
Tiga etape lainnya tidak kalah seru. Dua etape melintasi tanjakan turun naik alias rolling. Dengan demikian, balapan tidak hanya milik penakluk tanjakan (climber) murni.
"Climber juga harus memiliki sprint power. Jadi tahun ini para pebalap dituntut kualitas terbaiknya, dari sisi kecepatan dan ketahanan,β katanya.
Etape pertama, misalnya. Di jalur sepanjang 167 km tersebut akan ada dua tanjakan kategori 3 yang berdampingan di kilometer 100. Begitu juga di etape kedua, di mana dua tanjakan kategori 4 dan dua berada di ujung balapan. Sementara itu, balapan di etape keempat sepenuhnya flat karena selain parade para sprinter juga parade pembalap yang hampir pasti mengunci gelar.
Untuk kategori juara umum (general classification), juara bertahan Peter Pouly menjadi unggulan utama. Pembalap Prancis yang tergabung dalam tim balap sepeda dari Thailand itu tahun lalu menaklukkan tanjakan Ijen untuk mengklaim gelar pertamanya di ITdBI.
Sebagai pembalap yang lama tinggal di Negeri Gajah Putih tersebut, Pouly tidak bakal kesulitan dengan cuaca di Banyuwangi. Apalagi dia mengenal betul tanjakan Ijen.
Meski begitu bukan berarti dia tanpa saingan. Beberapa pebalap siap mengganggu upayanya mempertahankan gelar. Saingan terberat adalah Hossein Alizadeh dari Tabriz Shandari Team. Pembalap Iran berusia 27 tahun tersebut bertipe climber murni. Dia adalah juara Tour de East Java pada 2010.
Dia juga tampil kompetitif saat balapan di dataran tinggi Tour of Qinghai Lake di Tiongkok, dengan meraih posisi ke-9 di general classification. Prestasi Alizadeh semakin cemerlang ketika di Tour Qinghai Lake 2012 dia memborong dua kategori langsung, yaitu kategori tanjakan (King of Mountain) dan kategori pembalap Asia. Dua prestasi besar itu membuatnya ditahbiskan UCI sebagai pembalap ranking satu Asia.
Alizadeh bakal berusaha kembali mengibarkan bendera Iran di setelah tahun lalu kekuasaan mereka di ITdBI 2013 direbut Pouly. Seperti diketahui, juara ITdBI 2013 adalah pembalap Tabriz Petrochemical Mirsamad Pourseyedigolakhour yang juga dari Iran.
Sementara itu, untuk kategori red and white jersey alias kategori pebalap Indonesia, Bambang Suryadi sebagai juara bertahan bakal memperkuat BRCC United Bike Banyuwangi. Dia akan mendapat perlawanan keras dari raja tanjakan Indonesia, Tonton Susanto, dan pembalap muda Aiman Cahyadi.
Tonton tampil bersama timnas balap sepeda Indonesia. Sementara itu, Aiman tampil bersama Pegasus Continental Cycling Team. Dua pembalap beda generasi dengan kemampuan climbing yang luar biasa itu akan saling bunuh untuk meraih supremasi tertinggi pembalap Indonesia di ITdBI.
(a2s/fem)











































