Coaching clinic di sirkuit nonpermanen Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Sabtu (23/5/2015) diikuti oleh 20 peserta. Mereka adalah para pebalap pemula yang berasal dari Aceh dan sekitarnya, yang juga tampil di kelas YCR 5 dan YCR 6.
Coaching clinic diawali dengan sesi teori yang berlangsung selama sekitar 15 menit. Dalam sesi ini, Roy berbagi ilmu balapnya. Saat Roy menjelaskan, para peserta serius mendengarkan dan mencatat. Beberapa di antaranya bertanya.
Salah satu hal penting yang diajarkan oleh Roy adalah mengenai racing line. Menurut Roy, hal itu sering menjadi salah satu kesalahan utama para pebalap pemula. Selain itu, Roy juga memperkenalkan karakter sirkuit di Stadion Harapan Bangsa.
"Di tikungan pertama ini kita pakai persneling dua. Kalau pakai satu terlalu berhenti, kalau pakai tiga terlalu berat. Jangan buru-buru masuk ke tikungan," jelas Roy sambil memberi keterangan di layout sirkuit dengan spidol di tangan dia.
"Sirkuit ini modelnya tikungan cepat. Jadi jangan sampai rpm-nya terlalu turun," kata dia.
Kemudian, Roy berbagi tips untuk menjadi seorang pebalap nasional seperti dirinya.
"Untuk jadi rider profesional harus disiplin. Itu yang terpenting. Kita harus tahu caranya berkembang dan tahu cara menyetting motor. Tidak semuanya dikasih ke mekanik. Kita harus belajar dari sekarang. Cari pengalaman," kata pebalap 31 tahun asal Yogyakarta itu.
"Kita juga harus bisa menjaga fisik. Kebugaran fisik sangat menunjang," ujar dia.
(Meylan Fredy Ismawan/Femidiah)











































