Stadion Diponegoro memang dirombak total sejak 2012, dan semakin gencar ditata pada 2014, setelah Banyuwangi ditunjuk untuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Jawa Timur 2015, pada 6-13 Juni mendatang.
Renovasi Stadion Diponegoro ini melibatkan arsitek nasional Budi Pradono, yang mendesainnya dengan konsep perpaduan arsitektur modern dengan tradisional. Ornamen sketsel atau partisi yang menghubungkan antara satu ruangan dengan lainnya, terbuat dari bata merah yang tersusun unik. Sementara dekorasi dinding luarnya terbuat dari baja ringan yang berukirkan potret penari Gandrung Banyuwangi dengan berbagai pose tari.
βStadion ini sudah siap 100%. Renovasi sudah selesai dan lampu sudah terpasang. Dan rencananya akan sudah mulai dipakai untuk pertandingan ujicoba awal tim sepakbola Banyuwangi. PORPROV nanti juga bakal diikuti tak kurang dari 9.311 atlet dan perangkatnya," ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Kamis (28/5/2015).
Stadion Diponegoro dibangun tanpa biaya APBN, melainkan murni menggunakan APBD Kabupaten, dan juga 'saweran' pihak swasta. Total anggaran yang digelontorkan pihak swasta untuk membangun stadion ini sebesar Rp 5 miliar.
Hingga kini pihak swasta yang secara terang-terangan gerojok rupiah untuk pembangunan Stadion Diponegoro ialah perusahaan tambang emas PT. Bumi Suksesindo (PT. BSI). Sedangkan anggaran dari daerah sebesar Rp 12 miliar.
βIni adalah model stadion yang dibangun secara kemitraan antara pemerintah dan swasta. Sebenarnya kita bisa saja membangun yang lebih megah dengan kapasitas lebih dari 15 ribu penonton, namun kita lebih mengutamakan nilai fungsinya," tandas Anas.

(Andi Abdullah Sururi/Doni Wahyudi)











































