Demikian antara lain disampaikan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) DIY, Siswantoyo, saat membacakan deklarasi/pernyataan sikap dalam acara Jambore Pencak Silat 2015 di hadapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di Yogyakarta, Minggu (31/5/2015).
"Pencak silat dapat menjadi bekal dalam membangun karakter bangsa," kata Siswantoyo membacakan pernyataan sikapnya.
Menurutnya pencak silat diyakini sebagai ilmu yang mampu mendidik bangsa Indonesia secara menyeluruh dan utuh atau holistik sehingga menjadi generasi muda yang tangguh, trengginas dan berbudi pekerti luhur.
"Berdasarkan hal-hal tersebut, kami menilai pencak silat itu merupakan sebuah ilmu yang sesuai untuk pendidikan budaya dan karakter. Pencak silat itu ilmu, bukan ngelmu," tegas Siswantoyo.
Dia mengatakan dalam jambore pencak selama 4 hari mulai tanggal 28-31 Mei 2015 ini, para pesilat tradisi meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar pencak silat dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia terutama untuk pendidikan dasar dan menengah.
"Pencak silat bukan hanya masalah bela diri, namun di dalamnya pun terdapat nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya. Pencak silat itu bisa dikembangan aspek mental, beladiri atau olahraga. Karena itu kami mohon untuk dipikirkan agar jadi pelajaran wajib di sekolah dasar dan menengah," katanya.
(Bagus Kurniawan/Andi Abdullah Sururi)