Suara Jacky Yap tidak selantang penjual-penjual jersey bola 'KW' di Jakarta, yang marak muncul di sekitar Gelora Bung Karno jika ada pertandingan digelar di sana. Dibanding berteriak menarik pelanggan dia lebih sering mengatur para pengunjung yang sudah menyiapkan uang untuk membayar barang-barang yang sudah dimasukkan ke keranjang belanja.
Jika melihat antrian pembeli sudah mengular panjang, dia bergegas memasang garis pembatas agar pembeli tidak terganggu satu sama lain. Dalam waktu singkat antrian jadi lebih tertib.
Dari pagi hingga malam Jacky Yap bisa berada terus di warung kecilnya itu. Meski punya beberapa karyawan, dia memilih untuk ikut melayani pembeli yang ingin mencari beragam asesoris SEA Games Singapura.
"Ada yang bisa saya bantu," sambutnya dengan ketika detikSport datang menghampirinya. "Saya jurnalis dari Indonesia ingin bertanya-tanya terkait penjualan souvenir di sini. Boleh saya bertemu bos Anda," jawab saya.

Jacky langsung memperkenalkan diri sebagai pemilik booth tersebut. "Jadi apa yang bisa saya bantu?" tanyanya antusias seraya meletakkan tasnya yang sedari tadi dia pegang.
Booth terbuka miliki Jack berada di sekitar pusat perbelanjaan modern Kallang Wave, kawasan Singapore Sport Hub Lah. Ada banyak pengunjung datang saat detikSport mampir ke sana. Mungkin karena lokasinya yang dekat dan strategis di tengah-tengah mall Kallang Wave dengan area menuju Stadion Nasional, sehingga banyak pengunjung yang mampir.
"Orang-orang pada datang ke sini. Saya tidak tahu pasti jumlah yang sudah terjual berapa banyak. Ya mungkin sekitar ratusan," sahutnya.
βDi sini itu paling laku adalah boneka Nila mungkin ini karena maskotnya dan orang lebih senang dalam bentuk boneka,β kata Jack yang setiap harinya menyiapkan ribuan barang untuk dijual.
Jack memang tidak hanya menjual maskot Nila berbentuk boneka, ia juga menjual beberapa benda lain yang dia perolehnya dari Singapura, China, Hongkong, dan Malaysia itu. Mulai dari benda-benda kecil seperti pin, gelang ukuran kecil, hingga besar, ada juga mug, handuk, gelas, tempat makanan, hingga kaos bertuliskan SEA Games dengan warna bervariasi.
Ada juga pigura yang di dalamnya telah terpasang 39 pin bergambar Nila yang merepresentasikan seluruh cabang olahraga yang diperlombakan di Singapura, dengan tambahan 11 pin lainnya sedang memegang bendera mewakili 11 negara peserta SEA Games.
βUntuk pigura ini memang harganya lebih mahal 499 dollar Singapura (sekitar Rp 4,9 juta). Untuk pin lebih murah sekitar 7,90 dollar (Rp 78.000), tempat minuman harganya 5,90 dollar (Rp 58.000), mug 19,90 dollar (Rp 197.000), boneka nila harganya 29,90 dollar (Rp 296.000), dan handuk dengan harganya yang sama," jelasnya.
Dibandingkan dengan penjualan maskot pada gelaran SEA Games sebelum-sebelumnya, banderol harga di Singapura terbilang lebih tinggi. Di Myanmar maskot SEA Games 2013 hanya dijual Rp 90 ribu.
βDi sini sangat banyak orang jadi saya tidak tahu berapa perharinya keuntungannya. Tapi Anda bisa lihat sendiri orang banyak datang ke tempat ini,β kata dia yang memiliki delapan booth yang tersebar di beberapa sekitar venue.
Atlet lari gawang Dedeh Erawati menyempatkan diri untuk belanja di booth Jack. Saat itu ia membeli beberapa barang, termasuk boneka dan baju.

"Ini boneka buat anak saya (Diva) dan ada buat sponsor aku. Sementara baju ini untuk dosen saya. Ini moment yang penting makanya saya pun beli ini untuk orang-orang yang penting buat saya,β katanya.
Tak hanya Dedeh, warga Singapura bernama Asyik Kader juga ikut ngantri membeli boneka buat putrinya. "Anak saya suka dan koleksi boneka makanya saya beli ini. SEA Games di Singapura ini sangat fantastis, benar-benar bagus, dan terorganisir," ucapnya.
"Saya harap saya mendapatkan tiket dan bisa menyaksikan secara langsung penutupan SEA Games nanti. Karena saat pembukaan saya hanya melihat di televisi. Tapi itupun bagus sekali,β pungkasnya.
(mcy/din)











































