PBSI Target 2 Emas di Rio de Janeiro

PBSI Target 2 Emas di Rio de Janeiro

Mercy Raya - Sport
Jumat, 10 Jul 2015 20:15 WIB
PBSI Target 2 Emas di Rio de Janeiro
AFP/Bay Ismoyo
Jakarta -

Selain angkat besi, bulutangkis juga menjadi andalan untuk merebut medali emas di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Dua emas langsung dipatok pemerintah kepada PP PBSI.

Menilik hasil dari SEA Games 2013, Asian Games 2014, dan SEA Games 2015, tim bulutangkis Indonesia bisa dibilang selalu memenuhi target dari pemerintah. Di Myanmar bulutangkis Indonesia meraih tiga medali emas, tiga perak, dan satu perunggu. Di Incheon, Hendra Setiawan dkk bawa pulang dua medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu. Terakhir di Singapura, bulutangkis Indonesia menyumbang tiga medali emas, dua medali perak, dan empat perunggu.

Namun di Olimpiade, bulutangkis empat tahun lalu justru pulang tanpa sama membawa pulang medali. Berskuat 10 orang dengan lima nomor yang diikuti, untuk pertama kalinya sejak Olimpiade 1992, bulutangkis tidak meneruskan tradisi emas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun ternyata hal itu tak menyurutkan pemerintah untuk tetap mengandalkan olahraga tepok bulu ini. Kabid Binpres PP PBSI Rexy Mainaky mengatakan sebaliknya. Ia justru lebih memilih untuk memberi kesempatan kepada semua nomor.

"Okelah kalau bicara medali emas untuk nomor tertentu semua pasti tahu yang mana. Karena tanpa saya kasih tahu sudah pasti mengarahnya kepada pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, serta ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Tapi saya lebih cenderung memberi kesempatan kepada semua nomor. Siapapun yang bermain di Olimpiade, ayo berkompetisi, berikan yang terbaik," kata Rexy di Jakarta, Jumat (10/7/2015).

Ia mencontohkan Rick Karanda Suwardi/Angga Pratama yang dinilai punya prospek untuk bisa melampui Hendra/Ahsan. Syaratnya, keduanya bisa konsisten seperti saat di Singapore Open Super Series 2015.

"Karena saya lihat dari cara mereka bermain untuk bisa mengalahkan top 10 bahkan nomor 1 dunia (Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong) itu sangat terbuka. Cuma sekarang pelatih itu harus bisa lebih duduk bersama dan mengarahkan mereka agar tidak berpikir ada dibayang-bayang seniornya (Hendra/Ahsan)," paparnya.

Kendati demikian, memang peluang relatif lebih besar pada Hendra/Ahsan & Tontowi/Liliyana. Secara realistis Rexy hanya berani mempertaruhkan satu medali emas.

"Kalau saya bilang untuk dua nomor ini yang kita punya ini hanya satu (emas) saja, entah dari nomor yang mana. Tetapi melihat pertandingan-pertandingan sebelumnya, jika tidak ada rasa cedera atau sakit, Owi/Butet sampai final saja pasti sampai," ungkapnya.

"Sementara untuk Ahsan/Hendra sudah beberapa pertandingan besar seperti Kejuaraan Dunia di Copenhagen dengan tidak ikutnya Owi/Butet (Tontowi/Liliyana), Ahsan justru merasa terbeban dan tidak bisa handle itu semua.

"Dia (Ahsan) selama ini 'kan berada di zona nyaman. Dia merasa ada Tontowi sehingga beban itu terbagi. Tetapi sayangnya saat harus dibebankan ke dia justru masih ada yang kurang. Itulah yang harus dievaluasi lagi."

Jika ternyata perhitungan satu emas salah, Rexy berani menawarkan ganda putri yang bisa (saja) membuat kejutan.
Β 
"Kalau perhitungan ini salah. justru kita bisa mencuri di ganda putri. Negara lain mungkin akan mengantisipasi Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, makanya itulah mesti diperhatikan lagi karena saat ini yang punya peluang lolos ya Greysia/Nitya."

Lebih dari itu, Rexy berharap bisa mengirimkan sebanyak-banyaknya atlet ke Olimpiade, "Mestinya setiap nomor kirim dua atlet/pasangan karena secara rangking sebenarnya tidak terlalu jauh. Tinggal pintarnya pelatih untuk bagaimana di pertandingan bisa meloloskan atletnya," pungkasnya.

(mcy/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads