Menjaga kesehatan fungsi jantung menjadi salah satu manfaat olahraga. Dengan kondisi jantung yang bagus, maka tubuh pun juga lebih prima akan menunjang aktivitas sepanjang hari.
"Olahraga bisa menjadi tindakan preventif untuk mencegah penyakit degeneratif seperti stroke, diabetes, dan juga jantung. Olahraga sejak dini akan membantu perkembangan saraf motorik anak-anak menjadi lebih baik," ungkap dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, dr. Alfan Nur Asyhar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi yang masih berusia awal 20 tahun, pilihan olahraga yang akan dijalani bisa lebih banyak. Sebabnya, kondisi fisik di usia tersebut cenderung lebih bagus.
Dengan waktu yang mungkin lebih fleksibel, maka pemilihan waktu untuk berolahraga pun bisa menjadi lebih banyak. Soal jenis olahraga, bisa disesuaikan dengan kegiatan sehari-hari. Entah itu pagi, siang, atau malam.
"Untuk mahasiswa, olahraga bisa membantu membuat kondisi fisik menjadi lebih prima saat menjalani perkuliahan. Sehingga bisa berdampak pada prestasi akademik," ungkap Alfan.
"Soal opsinya, untuk yang putri bisa lebih memilih olahraga indoor. Bulutangkis dan senam menjadi contohnya," imbuhnya.
Tantangan untuk terus berolahraga sebenarnya ada pada kelas pekerja. Dengan kesibukan yang sudah melelahkan, mereka harus pintar-pintar meluangkan waktu mencari keringat.
Kondisi fisik setelah beraktivitas seharian menjadi kunci untuk melakukan olahraga setelah bekerja.
"Mereka biasanya baru bisa berolahraga di malam hari. Yang harus dipertimbangkan adalah kondisi fisiknya, jangan dipaksakan," kata dosen yang mengajar di program studi nutrisi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada ini.
"Tingkatkan dulu kapasitas aerobik tubuh bagi yang mau mulai berolahraga agar fisik bisa menyesuaikan diri. Bisa jogging dulu, jangan langsung memaksakan latihan, contohnya saat futsal. Karena tubuh memerlukan tahapan, maka jangan dipaksakan," imbuhnya.
Bagi mereka yang sudah sibuk bekerja, olahraga yang tepat sangat bergantung pada akses yang ada. Selain itu juga sarana dan prasarana.
"Untuk melatih aerobik, bisa mencari tanah yang lapang untuk lari. Olahraga bisa juga ditempuh dengan membeli sepeda statis atau treadmill," tutur dokter yang pernah menangani Evan Dimas Darmono di tim nasional Indonesia U-19 itu.
Untuk yang berusia paruh baya, Alfan juga memberikan saran. Pengurangan beban pada sendi-sendi tubuh menjadi kuncinya.
"Untuk penderita diabetes harus diperhatikan sepatunya. Jangan sampai menyebabkan luka, hingga menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Alfan.
"Bagi yang berusia 40 tahun ke atas, intensitas juga tak bisa dipaksakan. Kondisi tubuh sudah tak seperti dulu. Aktivitasnya harus disesuaikan sesuai dengan kondisi otot dan fungsi jantung."
"Olahraga renang bisa menjadi pilihan yang tepat. Sebabnya, tak membebani persendian. Untuk olahraga yang berpasangan, sebaiknya memilih partner dengan kemampuan yang selevel. Untuk olahraga yang bisa dilakukan sendiri tak menjadi masalah, tapi harus dilakukan bertahap," imbuhnya.
(cas/din)











































