Demikian keterangan itu disampaikan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Djoko Pekik Irianto, di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (14/9/2015). Pernyataan itu ia lontarkan menyusul permintaaan agar 12 pengurus cabor proyeksi Olimpiade memberi pemetaan dan program detil menuju Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
"Semua masih berjalan. Pekan lalu kami sudah memanggil ke-12 cabor untuk memetakan program secara detail. Seperti angkat besi misalnya akan berangkat ke China dan rencananya mereka di sana sampai dengan menuju ke Houston, Amerika Serikat, November mendatang. Kalau sudah pasti, tentu kami akan back up disitu. Nah, cabor lain kami harapkan seperti itu," ucap Djoko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar itu, Prima diharapkan terus menggenjot cabor-cabor yang dinilai berpeluang meraih tiket Olimpiade, termasuk untuk rowing yang baru-baru ini gagal mengamankan tiket Olimpiade di World Rowing Championship 2015 di Aiguebelette, Prancis, 30 Agustus-6 September lalu.
"Itu yang sering saya katakan. Prima buatlah intervensi ke cabor. Programnya dintervensi jangan hanya di control. Ini multievent bukan single event sehingga Prima berhak untuk mengintervensi training programnya. Bukan organisasinya lho, ya," jelas Djoko.
Jadi, lanjut Djoko, kalau angkat besi ingin ke China dilihat dulu letak kepantasannya. Lalu, untuk cabang lain seperti tinju dilihat lebih jauh bagaimana prospeknya jika ingin mengejar satu tiket lagi.
"Jika tidak prospek, ya sudah kita konsentrasi saja menuju ke 2017 sampai 2018, jangan paksakan untuk menuju ke Olimpiade 2016. Ini bukanlah ajang coba-coba. Harus benar-benar kejar prestasi. Makanya Satlak harus memotret betul itu. Apapun kebutuhan cabor jika memang prospek pasti kami biayai," simpulnya.
(mcy/krs)











































