Ademnya Air Terjun Lembah Anai, Megahnya Istano Basa Pagaruyung

Tour de Singkarak

Ademnya Air Terjun Lembah Anai, Megahnya Istano Basa Pagaruyung

Rifqi Ardita Widianto - Sport
Selasa, 13 Okt 2015 02:22 WIB
detikSport/Rifqi Ardita
Tanah Datar -

Tour de Singkarak tak diragukan lagi punya jalur-jalur lintasan yang indah dan menawan. Salah satunya adalah yang melalui Lembah Anai dan berakhir di Istano Basa.

Tour de Singkarak 2015 memang telah tuntas digelar. Pebalap Iran Arvin Moazemi Goudarzi menjadi juara umum, sementara pebalap tanah air Dadi Suryadi menjadi yang terbaik di kategori ASEAN.

Namun kisah-kisah Tour de Singkarak tak pernah berhenti di situ. Mengawinkan kompetisi olahraga dengan pariwisata, selalu ada cerita tentang keindahan bentang alam Sumatera Barat yang terus menyala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu keindahan itu ada di Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar. Area ini dilintasi para pebalap pada Etape 6 yang berlangsung Kamis (8/10/2015) lalu.

Di sini, para pebalap akan melintasi kawasan air terjun Lembah Anai. Air terjunnya sendiri ada tepat di tepi jalan, lengkap dengan kolam alaminya dan air yang dialirkan ke bawah jalan. Suasananya adem dan menyegarkan.

Air terjun ini jadi sebuah titik primadona untuk para wartawan peliput Tour de Singkarak. DetikSport bersama sejumlah media lain menanti-nanti momen saat para pebalap melintas di depan air terjun, demi mendapatkan sebuah gambar menarik. Saat yang ditunggu pun tiba, satu kerumunan besar pebalap melaju di hadapan kami dan bunyi kamera seketika bersahut-sahutan mengabadikan momen tersebut.

Pemandangan mengagumkan tak cuma di situ saja. Di garis finis, kemegahan Istano Basa Pagaruyung sudah menunggu kami.

Di Istano Basa, kami disambut dengan amat hangat. Di depan istana tersebut, kami diterima oleh sejumlah pemuda dengan bertumpuk-tumpuk sarung.

Ternyata sarung itu dipersiapkan untuk kami yang akan memasuki istana. Jadilah kami berderet-deret mengular menunggu untuk disarungi.

Di pintu masuk, giliran wajah-wajah cantik yang menyambut lengkap dengan pakaian adat. Kami pun memasuki istana yang saat itu sudah tampak penuh, meski ruangan sejatinya terbilang amat lapang.

Kami dijamu makan, ramai-ramai berlesehan. Tak cuma wartawan, namun juga para pebalap dan banyak lainnya yang terlibat langsung di acara ini.

Istano Basa sendiri pada dasarnya adalah rumah gadang. Dahulu digunakan sebagai tempat tinggal Kerajaan Pagaruyung, namun kini dijadikan tempat wisata sepenuhnya.

Istano Basa pernah tiga kali mengalami kerusakan sehingga harus diperbaiki bahkan dibangun ulang. Yang terakhir bangunan budaya ini mengalami kebakaran hebat pada 2007 karena tersambar petir, namun berhasil dibangun kembali.

Jika ada kesempatan mengunjungi Tanah Datar, dua tempat ini dijamin tak akan membuat perjalanan sia-sia. Apalagi saat berlangsungnya Tour de Singkarak, karena Anda juga bisa sekaligus menikmati para pebalap beradu kecepatan.



(raw/roz)

Hide Ads