Rumah Sakit Olahraga Nasional: Tak Hanya untuk Atlet, tapi Juga Masyarakat Umum

Rumah Sakit Olahraga Nasional: Tak Hanya untuk Atlet, tapi Juga Masyarakat Umum

Mercy Raya - Sport
Kamis, 22 Okt 2015 00:59 WIB
detikSport/Mercy Raya
Jakarta -

Ali Usman, 29 tahun, kaget ketika melihat hasil pemeriksaan dari salah satu rumah sakit yang ia kunjungi dalam pameran International Hospital Expo di Jakarta Convention Center, Senayan.

Ali Usman adalah salah satu pengunjung pameran yang berlangsung Rabu (21/10) kemarin. Ia lantas menjajal alat yang terdapat di booth milik Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON), yang menjadi salah satu peserta pameran tersebut.

RSON sendiri merupakan rumah sakit yang didirikan oleh Pemerintah untuk atlet. Rendahnya pengetahuan mengenai cara penanganan cedera dan mahalnya biaya untuk mengobatinya membuat para atlet enggan mendatangi rumah sakit dan memilih pengobatan rumah sakit. Untuk mengatasi masalah itulah RSON kemudian didirikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat Pedoscan, sebuah alat untuk melihat kesehatan dan bentuk telapak kaki yang dimiliki oleh RSON, Ali lantas diberitahu bahwa beban yang diterima tubuhnya tidak seimbang. Telapak kakinya yang terpampang di monitor alat kesehatan tidak kelihatan bagus. Beban yang dipikul telapak kaki kirinya tampak lebih berat dari telapak sebelah kanan. Hal itu terlihat dari warna merah yang lebih banyak berkumpul di kaki kiri, ketimbang sebelah kanan.

"Lihat sebenarnya ini bentuk telapak kakinya bagus. Cuma bisa dilihat beban telapak kakinya itu beda antara kiri dan kanan. Jika sudah begini, kita lihat bahunya," ujar dr. Basuki Supartono.

Ternyata, hasilnya tak jauh berbeda. Bahu kanan Ali lebih tinggi ketimbang bahu kirinya. Saat itu dokter langsung menjelaskan jika beban telapak kaki kirinya yang lebih berat, karena pengaruh dari bahu sebelah kiri.

"Ini kalau ada atlet seperti ini sudah kami delete, walaupun sebenarnya bisa kami koreksi," lanjut Basuki, yang juga merupakan RSON dan salah satu dari 12 dokter yang berpraktik di rumah sakit tersebut.

Lewat Ali, dan juga orang-orang lain yang mengunjungi booth mereka, RSON ingin memperkenalkan diri kepada masyrakat luas. Kendati utamanya ditujukan untuk atlet, RSON juga tidak menutup diri mereka kepada masyarakat umum.

"Alasan kami mengikut pameran ini salah satunya untuk sosialisasi rumah sakit olahraga karena belum semua publik tahu bahwa pemerintah punya rumah sakit olahraga nasional," kata Basuki.

"Rumah sakit ini sebetulnya sudah dibangun sejak lama. Dirintis sejak zaman Adhyaksa Dault, dilanjutkan oleh Andi Malaranggeng, kemudian Roy Suryo. Dan saya sendiri diminta menjadi direktur RSON dan alhamdullilah sudah dua tahun berjalan," ungkap Basuki.

Menurut pengakuan Basuki, hampir seluruh cabang olahraga sebenarnya sudah mereka layani. Namun yang kerap menjadi langganan hanya beberapa cabang saja, seperti taekwondo, pencak silat, sepak takraw, panahan, kempo, wushu, dan dayung. "Tentu ada atlet DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat juga yang kerap datang. Tim medis kami juga kerap diminta untuk mendampingi atlet di single event dan multievent."

"Atlet, paskibraka, PNS Menpora, tidak dipungut biaya. Tapi, kalau umum harus membayar."

Meski masyarakat umum harus membayar, RSON menjamin bahwa biaya yang harus dikeluarkan relatif jauh lebih murah ketimbang di RS pada umumnya. Sampai saat ini, RSON masih menunggu terbitnya izin tetap rumah sakit. Tapi, dinas kesehatan provinsi DKI Jakarta sudah melakukan visitasi ke RSON dalam rangka penetapan kelas pertengahan bulan April lalu.

Saat ini izin RSON masih bersifat optional. Mereka sudah mengurus izin tetap rumah sakit tapi menunggu giliran dari Kementerian Kesehatan, juga dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk membahas status organisasi rumah sakit ini. "Nanti kalau izin tetap sudah dapat, kami akan urus akreditasi," ungkap Basuki.

RSON juga berencana untuk menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Dengan begitu, para peserta BPJS seperti atlet, pelatih, dan pelaku olahraga lainnya bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di RSON. "Sekarang bolanya tinggal di Menkes dan Menpan. Tapi saat pertemuan kemarin mereka targetkan November ini akan kelar semua," ucapnya.



(mcy/roz)

Hide Ads