Pengurus baru Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dituntut melakukan terobosan baru agar prestasi olahraga "Merah Putih" di level internasional membaik.
Demikian dikatakan Suwarno, mantan Satlak Prima yang baru digantikan oleh Achmad Sutjipto, terkait adanya tiga event olahraga internasional yang akan dihadapi Indonesia: Olimpiade 2016, SEA Games 2017, dan Asian Games 2018.
"Di penghujung masa jabatan saya sebagai Kasatlak Prima, saya beserta staf Prima sudah mempunyai konsep sampai dengan Asian Games 2018. Setidaknya sudah ada 12 cabang olahraga yang diprediksi bisa menyumbang satu medali emas dan semuanya adalah cabor-cabor olimpik," ucap Suwarno di Jakarta, Kamis (22/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, untuk memuluskan target itu tentu diperlukan adanya satu terobosan baru yang berkaitan dengan pembinaan atlet. Dia menunjuk satu contoh try out dan training camp atlet prioritas. Selama ini Satlak Prima hanya bisa mengakomodir satu cabang untuk melakukan 2 sampai tiga kali try out dan satu bulan pelatnas.
"Tentu ini perlu ada perubahan. Minimal lima kali untuk try out dan tiga bulan untuk training camp. Di sinilah tugas Kasatlak untuk mendorong hal itu."
Di samping pembinaan, tentu persoalan klasik seperti pengadaan peralatan latihan dan tanding, serta dukungan dana operasional yang lain.
"Kalau misalnya pola yang dipakai sama juga seperti saat saya di Satlak Prima, saya pikir akan sulit untuk mencapai prestasi," simpulnya.
Dari tiga event internasional terakhir yang diikuti Indonesia, semua tak dicapai sesuai harapan, mulai dari dari SEA Games 2013 di Myanmar, Asian Games 2014 di Korea Selatan, dan terakhir SEA Games 2015 di Singapura. Indonesia tidak mampu mencapai tiga besar Asia Tenggara dan 10 besar Asia.
(mcy/a2s)











































