Kekhawatiran mewarnai persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games XVII/2018. Perombakan dan renovasi venue dikejar tenggat yang sempit.
Tiga venue pertandingan menjadi pekerjaan besar Indonesia setelah ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Kolam renang, velodrome dan gelanggang pacuan kuda.
Tiga venue itu berlokasi di Jakarta. Kolam renang yang ada di komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta milik pemerintah pusat dan dikelola oleh PPK GBK. Dua lainnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk venue pertandingan OCA memberikan batas waktu kesiapan sampai dengan pertengahan tahun 2017. Itu bersamaan dengan test event untuk cabang olahraga tertentu.
"Kalau merujuk kepada agenda di tahun 2017, venue sudah harus siap pada Agustus 2017. Awalnya memang Juli 2017, tapi ada SEA Games di Kuala Lumpur, jadi test event diundur. Itu cukup melegakan," kata Gatot Dewa Broto, Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora.
Tapi tak hanya soal venue yang diminta kesiapannya. Haider Fahman, direktur departemen Asian Games OCA, menyebut pemanasan Asian Games itu juga melingkupi fasilitas pendukung.
"Yang diuji bukan hanya venue, tapi juga IT, parsarana transportasi, dan kesiapan volunter," kata Haider.
Venue nonpertandingan yang merujuk kepada wisma atlet mempunyai waktu lebih longgar. Januari 2018 menjadi batas waktunya. Tapi, sampai sekarang start pembanguan wisma atlet masih tanda tanya.
Berkaca kepada pelaksanaan SEA Games 2011, wisma atlet menjadi salah satu yang disorot. Perwakilan Malaysia menyampaikan peringatan agar Indonesia lebih serius menyediakan akomodasi. Sebab, mereka mempunyai pengalaman kurang menyenangkan saat jadi tamu di Palembang pada SEA Games itu.
Situasi saat ini juga memperlihatkan Palembang mulai membangun wisma atlet sedangkan Jakarta baru terlihat maketnya yang dipamerkan saat Regional Meeting OCA dan Olympic Solidarity di Jakarta akhir pekan lalu.
Ketua KOI Erick Thohir menyadari situasi itu. Dia bahkan menyebut timnya harus bekerja ekstra keras layaknya Bandung Bondowoso yang menggarap segala sesuatunya dalam satu malam.
(fem/din)