GBK Dulu dan Sekarang

Siapkah Indonesia Menggelar Asian Games?

GBK Dulu dan Sekarang

Luthfy Syaban - Sport
Jumat, 04 Des 2015 20:05 WIB
Adek Berry/AFP
Jakarta -

Komplek Olahraga Gelora Bung Karno dibangun dengan hasrat prestisius Presiden Soekarno menjelang Asian Games 1962. Kini, kompek olahraga di Senayan itu sedang menyambut lagi hajatan serupa dengan warna yang lebih modern.

Sukarno membangun GBK setelah Federasi Asian Games menetapkan Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games IV di bulan Agustus 1962. Federasi Asian Games meminta tuan rumah harus memiliki kompleks multiolahraga.

Sang Presiden menyambut positif. Dia mengeluarkan Keppres No 113/1959 tanggal 11 Mei 1959 tentang pembentukan Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) yang dipimpin Menteri Olahraga Maladi. Dia bahkan turun tangan memilih lokasi dan rancangan venue-nya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senayan dengan luas 300 hektar menjadi pilihan. Soekarno menggandeng arsitek Frederik Silaban. Tiang pertama dipancangkan pada 8 Februari 1960.

Ada empat area utama yang dirancang kala itu. Stadion Utama, Istora, stadion tenis, kolam renang, dan stadioan madya atletik.
 
Bahkan, untuk kepentingan publikasi bersamaan dengan persemian GBK, diresmikan pula TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang lokasinya hanya terpisah Jalan Gerbang Pemuda.

Kini, setelah 52 tahun GBK akan kembali menggelar perhalatan serupa. Tentunya dengan nuansa yang lebih modern. Gedung-gedung utama di komplek GBK itu masih menjadi 'ruang tamu' Asian Games nanti. Selain upacara pembukaan dan penutupan, Stadion Utama GBK juga dijadwalkan untuk menghelat semifinal dan final sepakbola.

Istana Olahraga (Istora) menjadi pilihan untuk menghelat cabang olahraga bulutangkis. Diyakini tampilnya para pemain top akan menjadi magnet penonton.

Tennis Indoor dan kolam renang akan menjadi tempat pertandingan voli indoor dan cabang akuatik. Tapi kondisi saat ini menuntut venue itu untuk direnovasi.

Apa saja?




 

(fem/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads